“Ya saya punya pilihan tapi tetap lebih prioritas sekarang umat jadi serius ke Allah, daripada serius ke capres. Karena capres belum tentu hidup bulan April nanti, iya kan?!”
Ketika reuni akbar 212, rumputpun tidak dirusak. Umat Islam juga bukan orang yang bengis dan kasar, maka senyuman pun dirasakan.
Aa Gym, sapaannya, menegaskan, jika membaca fenomena 212 pakai hati, maka sangat menguntungkan bagi siapapun.
Proses pembangunannya memakan waktu sekitar satu bulan dan dikerjakan secara gotong royong oleh warga.
“Saudaraku, makhluk itu tidak ada yang kuat, tidak ada yang berketerampilan, tidak ada yang terlatih, tidak ada yang cerdas, kecuali semua itu terjadi karena izin Allah,” pesan Aa Gym.
“Sehingga kelak dapat menghasilkan kebijakan yang adil dan didukung oleh umat.”
“Apalagi melihat guru-guru dan sahabat-sahabat Aa yang tidak diragukan lagi keilmuan, kecintaan, dan dan perjuangan untuk negeri ini, belum ada dalam daftar.”
“Mulailah melihat sesuatu yang istimewa, yang Allah sukai. Mendengarkan sesuatu yang Allah sukai yang istimewa. Shalat kita juga shalat istimewa. Sedekahnya sedekah istimewa.”
“Jadi menulis itu adalah amal. Tapi jangan kita anggap sebagai sesuatu yang menentukan. Yang menentukan itu hanya Allah.”
Inti dari doa ketiga ulama itu, memohon agar Allah menyatukan hati dan langkah umat Islam Indonesia dalam ukhuwah.