Atas nama keluarga UZMA, Edi mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa dari seluruh umat se-Indonesia. Tak luput ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen ormas maupun pergerakan Islam.
“Para mubaligh harus mendapat sosialisasi terlebih dahulu, sehingga para dai bisa menyadari
bahayanya apa yang dalam UU dilarang, jadi disosialisasikan terlebih dahulu, barulah pidana diterapkan. Janganlah ada orang yang belum mengerti kemudian diberikan punishment (sanksi).”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, menjelaskan, pada fase keempat itu, umat Rasulullah, termasuk para ulama,bahkan agama Islam, mengalami penindasan. Kondisi ini jelasnya akan terjadi di seluruh dunia.
UZMA berpesan, agar kaum Muslimin mencintai ulama dan para guru. Serta selalu tetap mengawal ulama dan bersinergi dengan pemerintah, Polisi, TNI, dan elemen-elemen masyarakat.
UZMA mengatakan bahwa hasil pada hari ini berkat doa dari kaum Muslimin, bahwa ini kehendak Allah Subhanahu Wata’ala.
Hingga kini, UZMA mengaku masih bingung, ucapan yang mana yang disebut ujaran kebencian.
“Apabila tentang pembahasan akhir zaman ini dibedah, maka Hadits-Hadits Nabi lah sebagai panduannya. Kalau itu dianggap sebagai ujaran kebencian dan sebagainya, maka demi Allah sangat banyak ayat-ayat al-Qur’an yang harus kita hapus dan sangat banyak Hadits Nabi yang kita tiadakan,” tegas Ustadz Zulkifli.
UZMA menilai apa yang disangkakan kepadanya itu sebagai tuduhan. “Ujaran kebencian yang dituduhkan pada saya.”
“Memang kita ngawal perkara ini dari awal, Mas. Pendampingan saksi-saksi semua memang ada di kita,” ujar Sulistyowati.
Edi mengatakan, terkait penetapan dan pemanggilan itu, bahwa ini merupakan bagian dari tantangan dalam dakwah.