Hidayatullah.com–Kota China yang berada di perbatasan Asia Tengah ini mungkin merupakan salah satu tempat yang diawasi paling ketat di bumi.
Pos-pos keamanan dengan pemindai identifikasi ditempatkan di stasiun kereta dan pintu keluar masuk kota. Pemindai wajah terus mengawasi mereka yang datang dan pergi ke hotel, pusat perbelanjaan dan bank. Polisi menggunakan perangkat genggam untuk menggeledah smartphone yang memiliki chat aplikasi terenskripsi, video bermuatan politik dan konten yang dicurigai lain.
Untuk mengisi bahan bakar kendaraan mereka, para pengendara harus memperlihatkan kartu identitas mereka dan menatap lurus ke kamera.
Upaya-upaya China untuk memadamkan gerakan separatis beberapa anggota kelompok etnis Uighur yang mayoritas Muslim telah mengubah wilayah otonomi Xinjiang, yang Urumqi adalah ibu kotanya, menjadi laboratorium pengendalian sosial berteknologi tinggi yang para aktivis kebebasan sipil sebut akan diterapkan di seluruh negeri.
Baca: Saya Muslim Uighur yang Melarikan Diri dari Aksi Brutal China
Hampir tidak mungkin bergerak di wilayah itu tanpa terus menerus merasakan pengawasan pemerintah. Para penduduk dan pengunjung sama-sama harus menjalani intimidasi harian di pos pemeriksaan polisi, pengawasan kamera dan mesin-mesin pemindai kartu identitas, wajah, mata dan terkadang seluruh tubuh.
Ketika pedagang buah Parham Imin menggesekkan kartunya di sebuah kantor telekomunikasi pada musim panas ini untuk membayar tagihan telepon, fotonya muncul dengan tanda ”X”, katanya, setiap kali dia menggesekkan atau menscan kartu identitasnya selalu memicu alarm.
Dia tidak yakin apa artinya, namun menyadari dia berada dalam semacam daftar pengawasan pemerintah karena dia adalah Uighur dan pernah bermasalah dengan polisi.
Dia mengatakan enggan bepergian karena takut ditahan. “Mereka telah memblacklist saya,” katanya. “Saya tidak bisa pergi ke manapun,” kutip The Wall Stree Journal, 19 Desember 2017 lalu.
Di seluruh China, otoritas-otoritas berwenang meluncurkan teknologi terbaru untuk mengawasi rakyat dan membentuk perilaku mereka. Kontrol atas ekspresi semakin diperketat di bawah Presiden Xi Jinping, dan jaringan keamanan luas negara itu saat ini termasuk juga peralatan berteknologi tinggi untuk memonitor aktivitas online dan bahkan mengintip ke dalam aplikasi perpesanan smartphone.
Baca: PBB Khawatirkan Penahanan Satu Juta Muslim Uighur di China
Pemerintah China telah dalam kewaspadaan tinggi sejak lonjakan serangan di wilayah itu pada 2014 yang disebabkan perlakuan polisi terhadap warga Uighur selama bulan puasa. Sedangkan pemerintah berdalih itu disebabkan oleh militan di Xinjiang yang terinspirasi oleh pesan-pesan ekstrimis Islam dari luar negeri.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Saat ini negara Komunis itu menempatkan alat-alat paling canggih di dunia di tangan pasukan keamanan yang terus ditambahkan untuk menciptakan sebuah sistem kontrol sosial di Xinjiang – yang paling berat jelas menimpa etnis Uighur.
Pada pameran keamanan bulan Oktober, seorang eksekutif CloudWalk Technology Co., yang telah menjual algoritma pengenalan wajah ke kepolisian dan sistem pemeriksaan identitas ke pom-pom bensin di Xinjiang, menyebut itu adalah wilayah yang paling dijaga ketat di dunia.
Menurut eksekutif itu, Jiang Jun, setiap 100.000 orang yang ingin polisi awasi, mereka menggunakan jumlah peralatan pengawasan yang sama yang polisi di wilayah lain di China gunakan untuk mengawasi jutaan orang.*/ <<<(BERSAMBUNG)>>