JIKA kita ditanya, apa bukti cintamu kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam? Salah satu jawaban yang bisa kita sampaikan dan kita amalkan adalah menghormati pewaris Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.
Apa yang diwariskan oleh Nabi kepada Umat? Ilmu. Inilah satu-satunya warisan pusaka beliau. Sedikit pun beliau tidak mewariskan harta, tanah, tahta, istana dan hal-hal yang bersifat materi.
Beliau mewariskan ilmu, ilmu yang mengalir kepada para cendekiawan umat, ulama yang istiqomah di jalan Allah ta’ala. Para ulama merupakan sosok pewaris nabi, sekaligus penyambung lidah beliau.
Maka, sikap kita kepada ulama adalah menaruh sikap hormat, jangan sampai ngellamak (kurang ajar), agar selamat di dunia sampai akhirat.
” Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Para Nabi tidak mewariskan satu dirham dan satu dinar pun. Mereka mewariskan ilmu. Siapa yang mengambil ilmu (dari para ulama) ia telah mendapatkan bagian yang besar ,” sabda Nabi suatu ketika.
Kejadian yang menimpa Ustad Abdul Somad (UAS) di Bali berupa persekusi, pengusiran, penghinaan, merupakan perbuatan yang tak bisa kita biarkan begitu saja. Bukan semata sosok UAS tapi sebagai ulama yang dicintai ummat, tindakan Hindu radikal dan intoleran serta anti-kebhinekaan inilah yang menjadi soal. Atas dasar apa mereka menolak kedatangan dan ceramah ulama yang merupakan pewaris Nabi itu?
Baca: GNPF Bali akan Polisikan 5 Orang, Termasuk Anggota DPD
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Oleh sebab itu, mari rapatkan barisan, agar setan tidak menyelinap di antara kita, perkuat sinergi antar umat Islam maupun antar umat beragama, agar tidak ada sikap saling curiga dan menuduh tanpa dasar seperti yang dipertontokan oleh para preman nasi bungkus di Bali, lengkap dengan senjata tajamnya.
Kita tunggu sikap tegas negara dalam hal ini kepolisian untuk mengusut sampai tuntas, mengungkap dalang dan provokatornya, agar bisa diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.*
Ali Akbar bin Aqil | Malang