Hidayatullah.com–Menteri Luar Negeri Zionis Avigdor Leberman menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan entitas Zionis mengalami pemboikotan internasional bila tidak tercapai kompromi politik dengan pihak Palestina.
Inilah yang sebelumnya telah diperingatkan oleh Menlu Amerika John Kerry, yang menjadi sponsor perundingan ‘Israel’- Otoritas Palestina.
“Israel tidak meremehkan kemungkinan mengalami pemboikotan. Namun (Israel) mampu untuk mengatasi fenomena ini seperti yang dilakukan di masa lalu,” demikian Lieberman dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC).
“Ada koordinasi penuh antara kementriannya dengan kementrian urusan strategis dan kantor PM dalam hal ini,” tambahnya.
Dia juga menyatakan, “Semua pihak ini bekerja untuk mengkristalkan strategi bersama untuk menghadapi kemungkinan seperti ini.”
Menlu Zionis ini juga mengingatkan bergabungnya ‘Israel’ baru-baru ini ke Dewan HAM PBB dan ke dua proyek ilmiah Eropa “Horison 2020” dan “CERN”, meskipun ada upaya-upaya untuk menutup jalan di depannya.
Merugi
Sebelumnya, manajer perusahaan Shamir Salads, mengatakan ia merugi sebanyak 115.000-143.000 dolar sebulan sejak boikot produk ‘Israel’ terjadi di Palestina dan Eropa.
“Menurut saya, boikot ini akan menyebar dari Tepi Barat ke tempat-tempat lain,” dikutip dari laman Sahabat al Aqsha.
Kesaksian paling dramatis diungkapkan oleh Daniel Reisner, seorang pengacara firma hukum Herzog Fox Neeman yang memberi saran kepada ‘korban’ dari pemboikotan produk ‘Israel’.
Menurut Reisner, “Perusahaan yang menjadi ‘korban’ pemboikotan berlaku bagaikan korban pemerkosaan. Mereka tidak mau siapa pun tahu kondisi mereka. Banyak bisnis di ‘Israel’ yang kehilangan kontrak dan investor asing karena kampanye boikot yang semakin menyebar.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Prof. Shai Arkin, wakil presiden riset dan pengembangan Universitas Hebrew, mengatakan bahwa beasiswa bagi mahasiswa ‘Israel’ banyak yang ditolak universitas asing karena di resume mereka tertulis pernah tergabung dalam militer ‘Israel’.
Ketika Weiss bertanya kepada duta besar Uni Eropa di ‘Israel’, Lars Faaborg-Andersen, “Jika ‘Israel’ mengubah kebijakannya, apakah boikot ini akan berakhir?” Duta besar Uni Eropa itu menjawab, “Ya. Ini adalah tentang kebijakan ‘Israel’. Jika penjajahan terus meluas, ‘Israel’ akan semakin terisolasi.”*