Hidayatullah.com — Amir Kuwait Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah wafat pada Selasa (29/9/2020). Syeikh Sabah meninggal di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat lapor Al Jazeera.
“Dengan kesedihan dan kepiluan yang besar, kami berduka … dengan wafatnya Syeikh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, Amir Negara Kuwait,” kata Syeikh Ali Jarrah al-Sabah, menteri yang bertanggung jawab atas urusan kerajaan, dalam sebuah siaran televisi.
Lahir pada tahun 1929, Syekh Sabah secara luas dianggap sebagai arsitek kebijakan luar negeri Kuwait modern – setelah menjabat sebagai menteri luar negeri selama hampir 40 tahun antara tahun 1963 dan 2003 – ketika ia menjadi perdana menteri. Ia menjadi Amir Kuwait pada Januari 2006 setelah kematian Syeikh Jaber al-Sabah.
Pada Agustus 2019, Kuwait mengakui Syeikh Sabah menderita “kemunduran” medis yang tidak ditentukan yang mengharuskan dia dirawat di rumah sakit. Pada Juli 2020, dia terbang ke Amerika Serikat mendapatkan perawatan medis setelah menjalani operasi. Sebuah rumah sakit terbang C-17 Angkatan Udara AS mengangkut Syeikh Sabah dari Kuwait ke Rochester, Minnesota, rumah dari kampus unggulan Mayo Clinic.
Amir mengalami pengangkatan usus buntu pada 2002, dua tahun setelah alat pacu jantung dipasang. Pada 2007, ia menjalani operasi saluran kemih di Amerika Serikat. Ketika amir tidak dapat menghadiri berbagai pertemuan, Putra Mahkota Nawaf al-Ahmad al-Sabah yang berusia 83 tahun, saudara tiri amir, ditunjuk sebagai penggantinya sesuai dengan hukum konstitusional negara. Syeikh Nawaf adalah seorang negarawan tua yang telah memegang jabatan tinggi selama beberapa dekade, termasuk dalam portofolio pertahanan dan interior.
Syeikh Sabah telah mendorong diplomasi untuk menyelesaikan masalah regional, seperti boikot berkelanjutan terhadap Qatar oleh empat negara Arab, dan dia menjadi tuan rumah konferensi donor besar untuk negara-negara yang dilanda perang seperti Irak dan Suriah. Televisi Kuwait sebelumnya menyela program reguler untuk menyiarkan tilawatul Quran pada hari Selasa, sebuah langkah yang sering menandakan kematian seorang anggota senior keluarga penguasa negara Teluk Arab.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kematiannya terjadi saat negara itu terus memerangi pandemi virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 103.981 orang dan menyebabkan 605 kematian terkait dengannya di negara berpenduduk 4,1 juta itu. Kementerian kesehatannya mengatakan lebih dari 95.500 orang telah pulih dari Covid-19.*