Hidayatullah.com—Pemeruntah Rusia akan memulai membangun dua reaktor nuklir di Iran pada minggu depan, demikian kata juru bicara Juru bicara Badan Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, dikutip laman Dailysabah Selasa yang lalu.
Setahun lalu Teheran menandatangani kontrak dengan Moskow untuk membangun dua reaktor di komplek pembangkit listrik Bushehr Iran selatan yang buatan Rusia.
Pengerjaan terhadap dua reaktor itu “akan dimulai pada minggu depan,” demikian sebuah website televisi nasional mengutip perkataan Behrouz Kamalvandi.
Sebuah perjanjian ditandatangani tahun lalu dengan Rusia untuk membangun hampir 10 reaktor baru di Iran.
Pembangunan dimulai menyusul perundingan bersejarah antara Iran dan enam negara kuat dunia yang ditujukan untuk menghentikan program senjata nuklir Iran, sebagai imbalan dicabutnya sanksi-sanksi ekonomi yang dikenakan oleh dunia Barat dan mengakhiri satu dekade ketengangan program nuklir Teheran.
Persetujuan itu tidak membatasi perkembangan situs nuklir sipil Iran.
Iran akan mengekspor semua program pengayaan uranium kepada Rusia di kemudian hari untuk mempercepat pelaksanaan perjanjian nuklir dan agar terlepas dari sanksi internasional, demikian dikutip dari kepala bidang nuklir Teheran 19 Desember lalu.
”Dalam beberapa hari ke depan sekitar sembilan ton uranium Iran yang diperkaya akan diekspor ke Rusia,” kata Kepala Bidang Nuklir Ali Akbar Salehi seperti dikutip kantor berita IRNA.
Sergei Kiriyenko, ketua dari perusahaan nuklir nasional Rusia Rosatom, mengatakan tahun lalu, pembangunan dua reaktor tersebut akan dibiayai oleh Iran.
Iran berencana untuk membangun 20 lagi pembangkit listrik tenaga nuklir, termasuk 4 di Bushehr, untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan gas.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Rusia mendukung Iran selama dua tahun negosiasi nuklir dengan enam negara adidaya.
Dua negara itu baru-baru ini beraliansi untuk menyangga Rezim Bashar al-Assad untuk melawan pejuang oposisi. Rusia mengklaim mereka menargetkan ISIS. Namun Uni Eropa, Amerika, dan kelompok-kelompok hak asasi mengklaim bahwa serangan udara Rusia telah mengenai orang-orang sipil kelompok yang taka da hubungannya dengan ISIS.*/Nashirul Haq AR