Oleh: Ragil Rahayu Wilujeng
PENGHINAAN terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam kembali berulang. Surat kabar mingguan satir Prancis Charlie Hebdo dalam publikasi mereka telah menempatkan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam.
Pemuatan kartun Nabi Muhammad telah berkali-kali dilakukan oleh Charlie Hebdo. Pada tahun 2006, Charlie Hebdo memuat gambar kartun laki-laki berjubah hitam tengah menangis dan berkata “Idiot-idiot ini sulit untuk dicintai”.
Judul gambar itu adalah “Muhammad Kewalahan dengan Fundamentalis”. November 2011, Charlie Hebdo memuat sampul bergambar kartun seorang laki-laki berbaju khas Timur Tengah (Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam) yang mengatakan “100 cambukan jika Anda tidak mati ketawa!” . Desember 2011 Charlie Hebdo memuat kartun pria berbaju Timur Tengah yang berciuman dengan lelaki berkaus “Charlie Hebdo”. Tulisan dalam kartun itu adalah “Cinta Lebih Kuat dari Kebencian”.
Pada 2013, Charlie Hebdo memuat sampul bergambar kartun seorang lelaki yang menjadikan Al Qur’an sebagai tameng untuk menghadang serangan peluru. Tulisan sampul itu adalah “Quran itu Sampah, Tidak Bisa Menyetop Peluru”. Pada 1 Oktober 2014, Charlie Hebdo memuat kartun Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam hendak dipenggal oleh milisi ISIS.
Penghinaan Charlie Hebdo terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bukanlah peristiwa yang pertama.
Sebelumnya media Barat telah berulangkali memuat penghinaan serupa.
Surat kabar Jyllands-Posten pada 30 September 2005 telah menerbitkan 12 kartun Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Selain kartun, penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw juga mewujud dalam pembuatan film yang berisi gambaran negatif tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam dan Islam, seperti film “Fitna” produksi Belanda dan “Innocence of Muslim” produksi Amerika.
Setiap kali terjadi penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, setiap kali itu pula umat Islam sedunia bereaksi melakukan penolakan.
Charlie Hebdo sendiri telah menuai gugatan dari kelompok Muslim di Prancis. Namun dalam persidangan yang berakhir pada 2007, Charlie Hebdo dimenangkan pengadilan. Serangan terhadap kantor Charlie Hebdo baru-baru ini juga disinyalir sebagai bentuk protes terhadap penghinaan Charlie Hebdo, meski sebenarnya aksi anarkis tidak dibenarkan oleh Islam.
Pasca rilis kartun penghinaan yang terbaru, gelombang umat Islam sedunia melakukan aksi turun ke jalan menuntut Barat (utamanya Charlie Hebdo) menghentikan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.
Di Checnya, satu juta muslim turun ke jalan mengecam penghinaan Carlie Hebdo dan restu Barat terhadapnya.
Bebalnya Barat
Sayangnya Barat mengabaikan berbagai protes yang diserukan kaum muslimin. Sikap bebal Barat ini didasari pandangan hidup yang mereka anut yaitu kebebasan. Dalam doktrin kebebasan, setiap individu bebas menyampaikan pendapatnya. Batasan kebebasan itu adalah kebebasan orang lain. Yaitu bahwa orang lain juga berhak untuk dihormati, berhak untuk tidak dihinakan. Itulah sebabnya ketika tahun 2008 salah seorang kartunis Charlie Hebdo, Maurice Sinet, membuat karikatur yang menyinggung Presiden Prancis Nicholas Sarkozy, akhirnya dipecat dari majalah Charlie Hebdo.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Namun nampaknya batasan kebebasan ini tidak berlaku untuk Islam. Segala penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad dianggap sah-sah saja, selalu benar dengan dalih kebebasan berpendapat.
Padahal ada perbedaan diametral antara berpendapat dengan menghina. Nyatalah bahwa Barat menerapkan standar ganda terhadap Islam. Standar ganda Barat ini merupakan wujud kebencian mereka terhadap Islam.
Allah Subhanahu Wata’ala telah memberi gambaran di dalam Al Qur’an tentang kebencian orang kafir terhadap Islam. Bahwa kebencian yang mereka tampakkan itu belum seratus persen, karena kebencian di hati mereka lebih besar lagi. Maka berharap Barat akan meminta maaf dan menghentikan penghinaannya terhadap Nabi Muhammad saw adalah sebuah harapan kosong semata. Umat Islam harus berbuat sesuatu, lebih dari protes dan aksi turun ke jalan, untuk menghentikan penghinaan Barat.*(bersambung..Bukti Lemahnya Umat)
Penulis adalah peminat masalah keislaman