Hidayatullah.com–Dedi Uska, Ketua Presidium Lembaga Kajian Ekonomi dan Pembangunan Islam (LKEPI) meminta kepada presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk memperhatikan bisnis pariwisata syariah.
Hal ini disampaikan Dedi dalam seminar nasional dengan tema: Pariwisata Syariah, Bangkitnya Sektor Riil Ekonomi Islam yang diselenggarakan di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta.
Dedi memaparkan, pengembangan pariwisata syariah telah dijalankan oleh negara lain seperti Thailand yang memiliki wisata halal, Singapura konsep wisata pelayanan terintegrasi dan Malaysia yang telah mengembangkan wisata syariah secara penuh.
Dengan pengembangan wisata syariah, negara-negara tersebut mampu meraup pendapatan ekonomi yang sangat besar apalagi yang berkunjung di negeri tersebut adalah para wisatawan kaya dari Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah dan Amerika yang rata-rata sangat menyukai makanan dan tempat wisata halalan thayyiban serta pelayanan yang transparatif dan penuh kenyamanan.
“Untuk itu saya berharap agar pemerintahan terpilih Joko Wiodo dan Jusuf Kalla bisa memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelas Dedi.
Dalam seminar nasional yang diselenggarakan LKEPI bekerjasama dengan Jurnalis Ekonomi Syariah (JES) ini dihasilkan beberapa rekomendasi tentang formula kebijakan nasional tentang pengembangan pariwisata syariah nasional.
Sementara itu pendapat senada diungkapkan Ketua JES, Kristopo.
Kristopo mengatakan pengembangan pariwisata syariah berkontribusi langsung terhadap pengembangan ekonomi syariah nasional.
Terbukti diberbagai negara lain telah melakukan seperti ini, dengan demikian antara sektor keuangan syariah dan sektor riil syariah bisa berjalan beriringan.
“Fenomena ini tidak terjadi di Indonesia bahkan sektor keuangan syariah lebih maju dibandingkan sektor riil,” kata Kristopo.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ironisnya, meski Indonesia negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, justru Malaysia berada di peringkat pertama daftar lokasi “liburan halal” paling ramah di dunia. Diikuti oleh Uni Emirat Arab, Turki, Indonesia dan Arab Saudi. Demikian survey yang dilakukan spesialis biro perjalanan wisata bagi kaum Muslim yang berbasis di Singapura Crescentrating.
Ini menunjukkan pemerintah Indonesia masih belum peka dengan pasar Muslim di seluruh dunia.*