Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Hidayatullah.com–Aktivitas komunitas Syiah di Pangalengan, Bandung Selatan, Jawa Barat membuat kekhawatiran masyarakat setempat. Pasalnya selain semakin berani menampakkan identitasnya, mereka juga pernah menggelar ritual Asyura dengan cara melukai tubuh.
“Kejadiannya tahun 2006. Mereka melakukannya di depan masjid mereka. Masyarakat merasa aneh dengan ritual itu, gemparlah warga Pangalengan. Mungkin ada sekitar 15 orang yang menjalani ritual Asyura itu. Karena meresahkan akhirnya mereka dipanggil oleh perangkat desa. Mereka berjanji tidak mengulanginya,” papar Bunyanun mantan Kepala Desa Margamulya, Pangalengan Bunyanun kepada hidayatullah.com di kediamannya, baru-baru ini.
Selain itu, kata Bunyanun, komunitas Syiah Pangalengan jika sempat menggelar tablig akbar dengan pembicara ulama dari Iran.
“Saat itu saya juga turut hadir. Tema yang dibahas penceramah adalah soal pentingnya persatuan Islam,” katanya.
Sementara itu, Ketua PC Persatuan Islam (Persisi) Pangalengan, Bandung Selatan, Jawa Barat, Khoeruman Noor Aziz merasa khawatir dengan perkembangan Syiah di Pangalengan. Apalagi selama ini Pangalengan dikenal basis massa Persis.
Khoeruman mengaku pernah mendapat laporan soal adanya mobilisasi masyarakat oleh tokoh Syiah untuk diajak ke kota Bandung mengikuti perayaan Asyura.
“Mereka sudah menyebarkan ajaran Syiah kepada masyarakat. Membagi-bagi uang. Warga banyak diajak ke Bandung mengikuti perayaan Asyura. Ada lima bus. Warga yang merokok dikasih rokok, dikasih makan, dikasih uang, yang ditinggalkan di rumah juga dikasih uang,” terangnya.
Khoeruman yang rumahnya hanya selemparan batu dengan masjid Syiah, pada malam Jumat juga kerap disuguhkan shalawat ciri khas Syiah dengan menggunakan pengeras suara. Tapi setelah Khoeruman mendatanginya, mereka menghentikan rutinitasnya.
Menurutnya, kelompok Syiah berupaya menyusun kekuatan dan memperbanyak massanya di Pangalengan.
Mereka membangun masjid, membangun dua rumah bertingkat yang berfungsi sebagai asrama dan satu gedung serbaguna.
Iwan Setiawan (55), tokoh Syiah di Pangalengan yang juga pengurus Ahlul Bait Indonesia (ABI) membenarkan adanya bangunan-bangunan itu.
Iwan mengaku telah mendirikan dua rumah tinggal, satu buah masjid, dan sebuah gedung yang diberinama Huseiniyah dan diremikan oleh salah seorang anggota Dewan Syura ABI, Husein Alkaff, pada 15 Juni 2011.
Iwan membantah jika dirinya dianggap mendakwahkan ajaran Syiah kepada masyarakat. Katanya, justru masyarakat yang bertanya kepada dirinya soal Syiah karena rasa penasaran.*