Sambungan artikel PERTAMA
Melalui enam langkah ini, harapan untuk melahirkan manusia yang beradab, yang akan menjadi arsitek peradaban insyaaAllah bisa terwujud. Sebab, menurut al-Attas, tujuan utama pendidikan adalah melahirkan manusia-manusia yang baik (good man), atau manusia beradab (insan adabi). Sedangkan proses pendidikan yang utama adalah proses penanaman adab ke dalam diri manusia, sebagai manusia.
Meskipun sejak tahun 2002, al-Attas telah diberhentikan dari ISTAC, dan institusi pendidikan unggul itu kemudian ditutup, tetapi gagasan al-Attas semakin luas dipahami dan diperjuangkan, baik di Malaysia dan di Indonesia. Adalah Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud yang bisa dikatakan berjasa besar dalam menjelaskan, mengembangkan dan melanjutkan penerapan konsep adab al-Attas itu dalam berbagai institusi dan tingkat pendidikan. Salah satu yang penting adalah pendirian CASIS-UTM (Center for Advanced Studies on Islam, Science, and Civilisation—Universiti Teknologi Malaysia).
Baca: Prof Wan Mohd Nor Wan Daud: “Islamisasi Ilmu tak Berarti Anti Barat”
Prof. al-Attas dan Prof. Wan Mohd Nor dalam berbagai kesempatan mengingatkan pentingnya pembenahan pendidikan di tingkat Pendidikan Tinggi. Sebab, kekeliruan dan kerancuan ilmu di peringkat tinggi ini akan melahirkan sarjana-sarjana yang akan menerapkan ilmunya pada peringkat pendidikan yang lebih rendah.
Dalam proses pendidikan, guru merupakan kunci perbaikan pendidikan. Guru adalah produk pendidikan tinggi. Jika guru mendapat ilmu yang salah, maka ia akan berpikir dan berperilaku salah pula. Ilmu yang salah itulah yang selanjutnya ia ajarkan kepada para muridnya. Akibatnya, tercipta lingkaran setan kekeliruan ilmu dan pendidikan, yang kemudian melahirkan pemimpin-pemimpin yang keliru pula; yang tidak beradab; yang tidak memahami bagaimana seharusnya memahami dan menyikapi segala sesuatu dengan benar dan tepat, sesuai dengan harkat dan mertabat yang ditentukan Allah.
Baca: Pentingnya Islamisasi Ilmu dengan Memisahkan Unsur Asing dan Barat yang Sekuler
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Di sinilah tampak urgensi konsep Islamisasi ilmu dan pembenahan pendidikan tinggi, sebagaimana digagas puluhan tahun lalu oleh Prof. Naquib al-Attas, kemudian dikembangkan oleh Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud, dan kini digaungkan kembali oleh Dr. Muhammad Ardiansyah melalui disertasi doktornya.
Disertasi Dr. Ardiansyah ini menguatkan kembali teori Prof. Naquib al-Attas, bahwa solusi yang paling mendasar bagi masalah utama umat Islam dewasa ini, adalah penerapan konsep adab dalam pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Solusi itu akan mengurai akar krisis umat Islam dewasa ini, yaitu ‘hilang adab’, atau loss of adab. Wallahu A’lam. (Semarang, 18 November 2017).*
Penulis guru Pesantren at-Taqwa Depok-Jawa Barat. Kolom CAP adalah kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan hidayatullah.com