Waswas
TUJUAN Iblis bertanya kepada Nabi Idris As itu bukan untuk mencari tahu namun untuk menebarkan fitnah pada agama belaka. Maka dari itulah Nabi Idris tidak memperjelas jawabannya karena dirasa percuma saja.
Metode Iblis untuk memadamkan cahaya iman dan mata hati itu hingga kini masih digunakan. Yaitu dengan cara menebarkan fitnah kepada umat manusia dan tanpa henti menimbulkan rasa waswas di hati mereka.
Di dalam Al Qur’an pada penghujung Mushaf tepatnya surah ke 114 ada surah yang diberi nama An Naas. Pada ayat ke empat dan lima di surah itu disebutkan bahwa kita diperintah meminta perlindungan kepada Allah dari bisikan-bisikan si pengintai yang berasal dari kalangan Jin dan Manusia.
Menurut Buya Hamka, Khannas (Si Pengintai) itu ada yang halus yakni dari kalangan jin dan ada yang kasar yaitu dari kalangan manusia. Keduanya membujuk dan merayu setelah memperhatikan bahwa kita lengah.
Karena kelengahan kita, timbullah penyakit waswas dalam dada, hilang keberanian menegakkan yang benar dan menangkis yang salah. (Juz Amma Tafsir Al Azhar, hal. 333; Terbitan Gema Insani Press).
Waswas adalah salah satu penyakit yang sering diremehkan padahal dampaknya sangat besar sekali. Banyak manusia yang awalnya dihembuskan rasa waswas ke dalam hatinya oleh si Khannas lalu lambat lain perasaan itu mengental menjadi rasa yakin namun pada hal yang salah dalam pandangan agama. Dan dari fitnah berupa waswas inilah akhirnya banyak manusia tersasar dari jalur Ilahi.
Di dalam Kitab Al Adzkar Al Nawawiyah ada satu pembahasan yang khusus membahas masalah waswas dan obat untuk mencegahnya yaitu di dalam bab mengenai zikir yang harus dibaca ketika ditimpa rasa waswas. Disebutkan bahwa Allah SWT berfirman;
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ نَزْغٌ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
“Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mintalah perlindungan kepada Allah Swt. Sesungguhnya Dia lah Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(QS: Al Fushilat : 36).
Diriwayatkan di dalam kitab Shahih Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah Ra. Dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Syaitan mendatangi seseorang dari kalian, kemudian berkata, “Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu? Hingga mengatakan siapa yang menciptakan Tuhanmu? Jika hal ini sampai kepadanya, hendaknya dia memohon perlindungan kepada Allah SWT.”
Dalam redaksi Kitab Shahih Bukhari, dengan menggunakan kalimat, “Manusia selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal, sampai dikatakan Allah lah yang menciptakan makhluk, maka siapakah yang menciptakan Allah? Siapa yang mendapati hal demikian, maka hendaklah dia mengucapkan,
أمنت بالله و رسله
(Aku beriman kepada Allah dan para Rasul Nya).”
Kami (Imam Nawawi) telah meriwayatkan dalam Kitab Ibnu Sunni, dari Sayyidah Aisyah Ra. yang berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa yang mendapati rasa waswas hendaklah dia mengucapkan ;
أمنا بالله وبا رسله
“Kami beriman kepada Allah dan para Utusan-Nya.”
Sebanyak tiga kali karena dengan mengucapkan doa itu maka rasa waswas akan hilang. (Al Adzkar Min Kalami Sayyidil Abror Lil Imam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya Ibn Syaraf An Nawawi; Darul Minhaj Hal. 229).
Walhasil waswas adalah salah satu penyakit yang patut diwaspadai oleh manusia di akhir zaman ini. Sebab dari sinilah berbagai fitnah terhadap agama seseorang biasanya bermula. Hati yang awalnya kokoh dengan iman yang mantap apabila sudah dirasuki rasa waswas lambat lain akan jadi goyah juga. Dan waswas itu dihembuskan oleh dua musuh yang selalu mengintai saat lengahnya manusia. Yaitu Al Khannas yang berasal dari kalangan Jin dan Manusia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kini situasi semakin pelik sebab sarana untuk menghembuskan rasa waswas ke dalam dada orang-orang beriman semakin canggih. Salah satunya adalah lewat berbagai propaganda dan unggahan serta opini sesat (dalam pandangan agama) yang disebarkan lewat berbagai platform media sosial dan berbagai warta di media daring.
Banyak manusia yang akhirnya goyah dengan pondasi agamanya. Sesuatu yang dianggap sebagai kemungkaran dalam agama kini mulai dianggap sebagai hal yang makruf. Dan sesuatu yang sudah paten di dalam agama sebagai hal yang Makruf kini dianggap sebagai hal yang mungkar. Dan itupun berlaku kepada para pengembannya. (bersambung) >>>