Sambungan artikel PERTAMA
Allah Subhanahu Wata’ala memuji umat Islam sebagai umat yang terbaik karena mereka melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang Munkar”. (Ali Imran: 110)
Setiap pemimpin wajib menegakkan syariat Islam dan melakukan amar ma’ruf dan nahi Munkar. Allah berfirman: “(Yaitu) orang-orang yang jika kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang Munkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (Al-Hajj: 41). Syaikh Dr. Ali Abdul Halim Mahmud berkata: “Mencegah dari kemunkaran dalam ayat tersebut adalah salah satu dari empat amal perbuatan yang wajib dilakukan oleh mereka yang diberikan kekuasaan dan kepemimpinan di muka bumi, dengan agama, manhaj, dan sistem Allah Subhanahu Wata’ala.” (Fikih Responsibilitas, hal. 123)
Bahaya Mengabaikan Amar ma’ruf dan Nahi Munkar
Mengabaikan kewajiban amar ma’ruf dan nahi munkar sama saja mengundang bencana atau azab Allah Subhanahu Wata’ala. Jika kita hanya berdiam diri menyaksikan kemunkaran di sekitar kita tanpa ada upaya pencegahan sesuai dengan kemampuan kita, maka Allah akan menimpakan bencana atau azab-Nya kepada kita di dunia maupun di akhirat.
Begitu pula mentolerir kemunkaran bagi yang mampu menghentikannya berarti meridhai dan melegalkan kemunkaran tersebut. Bila kemunkaran atau kemaksiatan itu telah merajelela dan tidak ada yang melakukan kewajiban amar ma’ruf dan nahi munkar, maka Allah Subhanahu Wata’ala akan timpakan bencana (azab)-Nya, karena penyebab utama turunnya azab Allah Subhanahu Wata’ala adalah kemaksiatan yang merajalela. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Dan tidaklah Kami membinasakan Kami membinasakan suatu negeri kecuali penduduknya melakukan kezaliman.” (Al-Qashash: 59). Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-‘Araf: 96).
Bencana atau azab itu datang tidak hanya menimpa para pelaku maksiat saja, namun juga menimpa orang-orang yang shalih dalam komunitas tersebut. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Dan Takutlah kamu sekalian akan siksa yang tidak hanya menimpa orang-orang zhalim saja.” (Al-Anfal: 25). Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Allah Subhanahu Wata’ala menyuruh kaum mukminin untuk tidak melegalkan kemunkaran yang terjadi pada mereka. Jika tidak, Allah akan menimpakan azab secara menyeluruh kepada mereka”.
Zainab Ummul Mukminin radhiyallahu anha pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan dibinasakan, sedangkan orang-orang shalih di tengah-tengah kita? Rasulullah saw bersabda: “Ya, jika kejahatan merajalela. (HR. Muslim). Rasulullah saw juga bersabda: “Sesungguhnya manusia jika melihat kemunkaran tapi tidak menghentikannya, maka Allah Subhanahu Wata’ala akan menimpakan hukuman kepada mereka secara menyeluruh.” (HR. Tirmizi).
Bencana atau azab di dunia itu berupa kelaparan , kekeringan, gempa, banjir, kebakaran, gunung meletus, tsunami dan sebagainya. Selain itu, bisa jadi berupa rasa takut, tidak aman, dan merajalelanya maksiat seperti pembunuhan, pemukulan, khalwat, zina, mabuk-mabukan, korupsi, penipuan, perampokan, dan sebagainya.
Adapun bencana atau azab Allah di akhirat berupa laknat dan azab Allah kepada orang-orang yang tidak mau melaksanakan nahi munkar (mencegah kemunkaran), sebagaimana yang pernah menimpa bani Israil. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, “Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat dengan lisan (ucapan) Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas . Mereka tidak saling mencegah perbuatan Munkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang selalu mereka perbuat. (Al-Maidah: 78-80).
Selain itu, Allah Subhanahu Wata’ala melaknat orang-orang yang tidak mau menyuruh kepada kebaikan dan tidak mau melarang kemunkaran. Rasulullah saw bersabda, “Tidak, demi Allah kalian akan benar-benar menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang Munkar, atau Allah akan menyiksa dengan dengan hati sebahagian kalian atas sebahagian yang lain, kemudian Allah akan melaknati kalian sebagaimana melaknati mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Selama ini berbagai bencana telah menimpa bangsa Indonesia seperti konflik di Aceh dan papua, rasa takut dan tidak aman, kebakaran, gempa, longsor, banjir, sampai bencana terbesar Tsunami di Aceh dan sebagainya. Kita tidak tahu pasti apakah bencana ini merupakan ujian, teguran atau azab. Yang jelas, selama ini kemunkaran telah merajalela di sekitar kita, namun kita tidak mencegah kemunkaran tersebut. Akibatnya, Allah Subhanahu Wata’ala menimpakan berbagai bencana kepada kita. Bisa jadi ini azab dari Allah. Maka, mari kita introspeksi diri dan waspada terhadap bencana atau azab Allah Subhanahu Wata’ala yang datang secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan. Tentu introspeksi kita dengan cara mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan melaksanakan amar ma’ruf dan nahi Munkar.
Mengingat amar ma’ruf dan nahi Munkar merupakan kewajiban bagi setiap muslim sesuai dengan kemampuan, maka tidak ada alasan bagi kita meninggalkannya. Terlebih lagi meninggalkan amar ma’ruf dan nahi Munkar bisa berdampak buruk terhadap individu, masyarakat, bahkan negara. Semoga kita komitmen dan konsisten dalam mengamalkan syariat, termasuk melaksanakan amar ma’ruf dan nahi Munkar.*/Muhammad Yusran Hadi, Ketua MIUMI Aceh, pengurus Dewan Dakwah Aceh & anggota Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara