Sambungan artikel PERTAMA
Secara bahasa kata salaf bermakna orang-orang terdahulu. Secara istilah Salaf adalah sebutan untuk generasi yang hidup pada abad pertama sampai ketiga hijriah (sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in).
Dalam hadis disebutkan generasi salaf adalah sebaik-baik generasi. Wajar bila mereka disebut generasi yang ideal karena rentang waktunya yang relatif dengan kanjeng Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam. Mereka merefleksikan akhlak-akhlak mulia seperti penyabar, selalu bersyukur, pandai menggormati dan menghargai orang lain dan masih banyak akhlak mulia lainnya. (Lihat akhlak Mulia Dr. H. Mustafa Umar, Lc. MA).
Tak sedikit orang yang mengklaim telah berilmu dan berjalan di atas sunnah tersebut tidak mengindahkan akhlak-akhlak ulama salaf.
Bahkan dikala bertemu dan berpapasan dengan orang-orang yang notabene tidak berilmu (tidak selevel dengannya), tidak ‘nyunnah’ (mengikuti sunnah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam) diklaim rendah dan hina, tak jarang banyak kita temukan saat berbicara dan mengkritik orang lain semaunya dan sinis. Pada intinya orang yang tidak sebanding dengannya dipandang sebelah mata.
Tentu fenomena seperti ini tidak diajarkan dalam Islam. Seharusnya semakin luas ilmu seseorang, semakin rendah hati dan tawadhuk. Rasulullah saw diutus ke jagad ini untuk merubah tatanan sosial yang penuh carut-marut itu.
Rasullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:
إنما بعثت ﻷتمم مكارم الأخلاق.
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempunakan akhlak.
Akhlak menjadi pembeda antara umat terdahulu (jahiliah) dan umat Muhammad. Mereka yang telah merasakan manisnya ajaran Islam lahir dari dirinya prilaku yang baik, sopan, santu, ramah dan berbudi. Substansi risalah Rasulullah saw membawa umat manusia ke jalan keselamatan, karena Islam adalah agama keselamatan bagi seluruh umat manusia dan alam.
Oleh karenanya, jika Allah Subhanahu Wata’ala beri keistimewaan kepada kita berupa ilmu pengetahuan, kepintaran dan kecerdasan sehingga mampu menyabet sejumlah titel dan pangkat serta kedudukan yang tinggi, tidak lantas membuat kita congkak, sombong dan merasa hebat dari orang lain, karena setiap orang memiliki kelebihan.
Baca: Mengeluarkan Orang dari Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pepatah Arab mengatakan:
لا تحتقر من دونك فلك شيئ مزية
Janganlah kalian menghina orang lain, karena setiap orang memiliki kelebihan.
Sebab tidak ada gading yang tak retak, tidak ada manusia yang tidak bersalah, kesalahan yang kita perbuat adalah bukti nyata kekurangan kita. Oleh sebab itu saling menutupi kekurangan merupakan langkah tepat untuk saat ini.*/Wandi Bustami, Lc