1. Menyadari bahwa amal shalih yang Anda lakukan karena taufik dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal itu sesuai dengan firman-Nya,
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allahlah (datangnya).” (QS. An-Nahl: 53)
2. Menyadari bahwa banyak ahli ibadah lain yang lebih banyak meraih pahala daripada diri Anda. Bersikaplah rendah hati, jangan terkecoh dengan amal shalih Anda yang banyak. Karena, orang hidup belumlah aman dari fitnah. Tetapi bersyukurlah kepada Allah yang telah memberi Anda taufik, menjadikannya indahdi hati Anda, serta membuat Anda membenci kefasikan dan kemaksiatan. Lalu Dia juga menjadikan Anda termasuk dalam golongan orang-orang yang meniti jalan lurus.
3. Menyadari secara mendalam bahwa walau Anda telah meraih pahala yang banyak, Anda tetap akan merasa sedikit pada Hari Kiamat, karena besarnya ketakutan pada hari itu dan terbukanya hakikat bahwa Anda tidak beribadah kepada-Nya dengan ibadah yang sebenar-benarnya.
Sahabat mulia Muhammad bin Umairah berkata, “Seandainya seorang hamba diseret dengan wajah tertelungkup dari hari kelahirannya sampai dia mati tua dalam ketaatan kepada Allah, niscaya hal itu adalah remeh baginya pada hari itu, dan niscaya dia ingin kembali ke dunia demi meraih balasan pahala yang lebih banyak.”
Dan dari Utbah bin Abd bahwa Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda,
“Seandainya seorang hamba diseret di atas wajahnya dari hari kelahirannya sampai dia mati tua dalam mencari keridhaan Allah Taala, niscaya itu adalah sesuatu yang remeh pada Hari Kiamat.”
Ibnul Qayim Al-Jauziyah berkata, “Barangsiapa mengetahui Allah dan hak-Nya serta konsekuensi ibadah karena keagungan-Nya, niscaya dia merasa kebaikan-kebaikannya begitu sedikit dan tidak berarti apa-apa di sisi-Nya. Dia mengetahui bahwa kebaikan-kebaikannya bukan termasuk yang menyelamatkannya dari adzab-Nya. Dan bahwa yang layak dengan kemuliaan-Nya dan ibadah yang pantas untuknya adalah perkara lain.
Setiap kali dia memperbanyak, dia merasa semakin kecil dan sedikit. Karena, setiap dia memperbanyak kebaikan, niscaya dibukakan untuknya pintu-pintu ma’rifatullah dan kedekatan dengan-Nya. Hatinya menyaksikan –karena kebesaran dan keagungan-Nya– sesuatu yang membuatnya merasa betapa kecil amal-amalnya, bahkan meskipun amalan segenap jin dan manusia. Jika dia merasa kebaikannya telah banyak dan besar, maka itu menunjukkan bahwa dia terhalang dari Allah, tidak mengetahui-Nya, dan tidak mengetahui apa yang layak untuk-Nya.
4. Jangan terlalu percaya diri dengan banyaknya amal Anda, karena Anda tidak bisa memastikan apakah semua itu diterima atau ditolak. Ibnu Aun berkata, “Jangan terlalu mengandalkan banyaknya amal, karena Anda tidak mengetahui apakah itu diterima atau ditolak. Jangan merasa aman dari dosa-dosa Anda, karena Anda tidak mengetahui apakah itu dilebur atau tidak. Semua amal Anda tidaklah Anda ketahui.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Yang diharapkan dari Anda adalah, hendaknya Anda selalu takut dan khawatir akan ditolaknya amal Anda. Aisyah berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam tentang ayat yang berbunyi, “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut.” (QS. Al-Mukminun: 60), apakah mereka itu orang-orang yang minum khamr dan mencuri?
Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “Bukan, wahai putri Ash-Shiddiq. Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, shalat, sedekah, dan mereka takut semua itu tidak diterima. Mereka itulah orang-orang yang bersegera dalain kebaikan.” (Diriwayatkan Ahmad)
Para ulama berkata, “Mereka adalah orang-orang yang mengamalkan kebajikan dan khawatir akan tidak diterima amalnya lantaran mereka merasa tidak sempurna.”*
Dari buku Rahasia Panjang Umur karya Muhammad bin Ibrahim An-Nu’aim.