Hidayatullah.com — Beberapa kota besar terjadi antrean pengisian oksigen untuk pasien Covid-19. Selain kian langka, kebutuhan oksigen yang besar tersebut memicu kenaikan harga. Melambungnya harga oksigen, mengingatkan publik terhadap harga masker yang sempat melambung pada awal pandemi.
“Mengutip Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU, harga tabung naik 16 sampai 900 persen, terutama di DKI Jakarta,” ujar Singgih Januratmoko anggota DPR RI dalam keterangannya, Selasa (13/07/2021).
Politisi Golkar ini menilai kenaikan ini menjadi tidak wajar pada saat masyarakat ditimpa bencana global. Dengan begitu dia mengingatkan, perilaku memanipulasi harga yang dilakukan produsen dan distributor tersebut bisa didenda bahkan dihukum. Selain oksigen, obat untuk pasien Covid-19 juga naik.
“Perilaku tersebut menunjukkan hilangnya moralitas bangsa, yang selama ini dikenal senang bergotong-royong, saling membantu. Namun, hanya karena melihat peluang mendapatkan untung yang besar, lalu nilai-nilai kemanusiaan hilang,” kata Singgih.
Singgih yang juga anggota Komisi VI DPR RI ini mengatakan mengabaikan nilai-nilai kemanusian menunjukkan adanya sebagian anak bangsa yang mengalami kemerosotan moral.
Lebih lanjut, Singgih melihat manipulasi harga itu menunjukkan adanya ketidakpedulian terhadap penderitaan orang lain. Padahal menghadapi wabah penyakit yang sifatnya global, menurut Singgih memerlukan kepekaan dan kerja sama seluruh elemen bangsa.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Singgih meminta pemerintah turun tangan, agar harga oksigen dan obat bisa stabil. “Aparat dan investigator KPPU harus bertindak tegas terhadap penimbun dan mereka yang menaikkan harga hingga tidak wajar, melampaui harga eceran tertinggi,” tuturnya.