Hidayatullah.com—Pemerintah Komunis Tiongkok mewajbkan jamaah haji asal China –khususnya Muslim Uighur di Propinsi Xinjiang– memakai kartu sistem Penentuan Posisi Global (GPS), diyakini telah berfungsi melacak jamaah haji saat berada di Tanah Suci Makkah dan Madinah, tulis laman Muslim Council Hong Kong.
Sebuah asosiasi yang membantu umat Islam China memberangkatkan haji memperkirakan jumlah jamaah haji dari sekitar 11.000 orang. Jumlah ini berkurang dibandingkan pada tahun 2017 sebanyak 12.800.
Semua peziarah dari China ini diwajibkan pemerintah Tiongkok untuk menggunakan kartu perangkat elektronik yang berisi foto, nomor paspor dan nama mereka dalam Bahasa Inggris dan China, tulis Taiwan News.
Pada kartu juga ditempatkan kode respons cepat yang menampilkan informasi dan nomor panggilan darurat, jika dipindai.
Penggunaan GPS dan kartu itu dikatakan didasarkan pada arah kebijakan Partai Komunis China untuk memfasilitasi pemerintah untuk melacak posisi peziarah dari negara itu.
Namun, juru bicara itu mengatakan penggunaan GPS dan perangkat elektronik bertujuan untuk memfasilitasi akses ke informasi dalam keadaan darurat.
Baca: Pengawasan China Islam Meluas hingga Jamaah Haji ke Makkah
Dengan perangkat ini para peziarah akan memiliki tombol darurat (SOS). Jika jemaah sesat atau menghadapi situasi darurat, pihak penyelenggara akan menerima alarm dari aplikasi yang sudah diinstal di smartphone mereka.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa pejabat Beijing mengklaim bahwa alat pelacak ini dianggap sebagai alat ‘keselamatan’ para peziarah itu sendiri.
Namun seorang analis yang dikutip dalam laporan itu mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Komunis China menganggap Muslim berisiko berperilaku berbahaya, dan karenanya harus selalu diawasi, seperti seorang penjahat pembebasan bersyarat.
Dia mengatakan sejauh ini 3.300 peziarah akan menggunakan kartu itu untuk tahun ini.
“Fungsi baru perangkat ini masih dibuat dan kartu ini akan digunakan oleh lebih banyak lagi jemaah di masa datang,” katanya.
“Dengan menggunakan GPS, aplikasi dapat membantu penyelenggara untuk melihat lokasi ziarah real-time. Ini membantu memfasilitasi pengelolaan peziarah selama 40 hari, “katanya.
Suana Gembira
Meski hidup dalam tekanan, suasana gembira dengan mudah dirasakan kaum Muslim China di antara sekitar 500 Muslim yang mengambil penerbangan dari Beijing menuju Arab Saudi selama akhir pekan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Haji China ” dicetak dalam Bahasa Inggris dan Arab pada kartu yang tergantung di dada mereka, dekat dengan bendera nasional China.
“Kami mewakili China dan Muslim China.”
Ini adalah kalimat yang paling sering disebutkan ketika seorang wartawan Global Times berbicara kepada anggota kelompok, yang sebagian besar terdiri dari orang yang lebih tua.
“Ketika kita berada di luar negeri, kita harus benar-benar mengawasi perilaku kita.
Kami berbagi tanggung jawab untuk menjaga citra Muslim Tionghoa.* (BERSAMBUNG) >> “China – Saudi jalin hubungan diplomatik…