SATU pulau dua negara, itulah sebutan Sebatik. Sebuah kecamatan yang terletak di seberang Nunukan itu memang memiliki daya tarik yang unik. Dikatakan demikian karena Sebatik memiliki banyak sisi yang boleh jadi tidak ada di tempat lain.
Di pulau yang memerlukan 20 menit waktu penyeberangan dari Pelabuhan Sei Jepun Nunukan ini kita akan menyaksikan hamparan laut yang indah, kebun sawit yang membentang hampir di setiap mata mengarahkan pandangan, serta persawahan yang hijau, begitu indah memukau penglihatan.
Ditemani Karnafi, Kepala Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Nunukan, perjalanan kami harus melewati tarian ombak, terutama ketika hampir tiba di Pos Dermaga Binalawan Sebatik Barat.
Kapal yang kami tumpangi dengan daya tampung sekitar 20 orang dan 8 motor beberapa kali bergoyang cukup serius. Tetapi itu semua sedikit terobati, ketika Sang Motoris (sebutan untuk pengemudi kapal motor di Sebatik) masih terlihat tenang dan mengurai senyum.
Sesampainya di Binalawan Sebatik Barat, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan bermotor, tepatnya Supra untuk menuju pulau di perbatasan dengan jalanan yang rusak.
Semangat Ibadah Masyarakat
Mengingat waktu yang sudah mendekati pelaksanaan shalat Jumat, harus ditunda dan singgah di sebuah Masjid di Sebatik Selatan.
Alhamdulillah, mencari masjid di Sebatik rupanya tidak terlalu sulit. perjalanan yang lebih satu jam itu, masjid sangat mudah ditemukan. Dalam perjalanan satu jam menuju sebatik, masjid sangat mudah ditemui.
Menariknya, selama Ramadhan, seluruh Sebatik berhias sehingga menjelang shalat tarawih tiba, pemandangan di tapal batas Indonesia-Malaysia di Aji Kuning, jalanan dihiasi penerangan memadai ini terlihat cukup banyak warga yang berangkat ke masjid dengan menggunakan mukena. Mereka berkelompok-kelompok menuju masjid dengan berjalan kaki.
Pesantren
Perjalanan kemudian tsekalipun tujuanku bersama Karnafi ke Sebatik untuk menilik dakwah di Pesantren Hidayatullah. Dalam perjalanan saya juga menjumpai pesantren yang lain, yakni Pesantren Mutiara Bangsa yang berlokasi di Jalan Mutiara Bangsa Sebatik.
Pesantren Hidayatullah Sebatik sendiri berada di Jalan Poros Aji Kuning – Bambangan RT 03 Dusun Abadi Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Barat, Nunukan Kalimantan Utara.
Pesantren yang dinahkodai Ustad Sudirman ini sudah berjalan dengan baik dan diterima masyarakat
“Kalau tarawih masyarakat di masjdi kami ini (Masjid Baitul Makmur),” ucap Amin dai Hidayatullah asal Flores.
Saat ini, Pesantren Hidayatullah Sebatik sedang menuntaskan program pembangunan masjid dua lantai seluas 17 X 14 meter.
“Masjid lama sudah tidak representatif, terutama kalau digunakan sebagai pusat belajar santri dan warga sekitar pesantren,” imbuh Amin.
Di lahan seluas 3 hektare itulah berjalan aktivitas dakwah dan pembelajaran bagi warga sekitar.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Selain pendidikan diniyah, pesantren yang baru memiliki pendidikan formal Taman Kanak-Kanak ini juga sudah resmi mengantongi izin menyelenggarakan program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Dengan PKBM, pesantren bisa ikut membantu warga dan masyarakat yang ingin mengikuti tes persamaan untuk SD, SMP dan SMA.
Dalam catatan sejak berdirinya, tidak kurang dari 200 lulusan PKBM telah terserap sebagai tenaga kerja di beberapa desa di Kecamatan Sebatik Utara.
Pesantren yang diurus tiga orang ini sebenarnya ingin terus mengembangkan diri, namun beberapa hal masih menjadi prioritas. Selain karena tenaga yang memang belum seberapa, perluasan lahan juga menjadi tantangan tersendiri.
“Kalau memang nantinya Sebatik menjadi Kabupaten, ya semoga pesantren bisa menjadi partner pemerintah yang terdepan, terutama dalam mencerdasakan warga dan generasi muda di Sebatik ini,” ungkap Ustad Sudirman Kepala Pesantren Hidayatullah Sebatik.*/Imam Nawawi