SETELAH berada di Jakarta selama satu minggu, akhirnya keluarga Abdillah Onim dan istrinya Rajaa Al-Hirthani Onim, seorang Muslimah keturunan Jalur Gaza yang dipersuntingnya pada bulan Februari 2011 bertolak ke Ternate dengan tujuan Galela, kota tempat kelahiran Abdillah Onim.
Setibanya di Ternate, Abdillah dan istri bersama putri buah cinta mereka, Marwiyah Filindo langsung dijemput secara istimewa oleh Wakil Gubernur (Wagub) Haji Abdul Gani Kasubah beserta istrinya. Seperti kehadiran tamu penting, penjagaan ketatpun terlihat di sekitar Bandara Sultan Babullah Ternate. Jamuan resmi dilakukan Wagub Haji Gani Kasubah dengan dikawal oleh pihak keamanan Kota Ternate.
https://mail-attachment.googleusercontent.com/attachment/u/0/?ui=2&ik=7e…
Raut wajah Rajaa istri Abdillah yang dikenal hafal al_Quran ini terlihat bingung, heran dan bahagia. Maklum, baginya, ini pertama dalam hidupnya mendapat kesempatan untuk keluar Jalur Gaza dan berada di bagian kecil dunia bernama Galela, di Maluku Utara. Dillah, begitu panggilan akrab Abdillah Onim disambut dengan acara pesta adat yang begitu meriah.
Baginya dan bagi warga ini merupakan acara penjemputan pertama kali yang sangat meriah dan ramai.
https://mail-attachment.googleusercontent.com/attachment/u/0/?ui=2&ik=7e…
Besarnya antusiasme warga Maluku Utara khususnya warga Galela dalam acara tersebut bahkan dinilai setara dengan acara politik. Pengawal sangat ketat dilakukan oleh pihak kepolisian di Galela dan Tobelo, mengingatkan acara kampanye atau acara kedatangan pejabat pusat di daerah tersebut.
Acara penjemputan ini merupakan inisiatif warga Galela yang di ketuai oleh Ketua Kantor Urusan Agama Galela, bekas Wakil Bupati Galela, tokoh masyarakat dan masyarakat Galela pada umumnya. Acara ini dilakukan, karena bagi mereka, ini pertama kali Dillah membawa keluarganya yang berasal dari tanah ribath Jalur Gaza. Kedua, ini juga kali pertama warganya dari Galela pulang kampung setelah semenjak tahun 2010 mendedikasikan menjadi relawan MER-C Indonesia setelah berada di Gaza guna membangun rumah sakit. Bagi warga, Abdillah Onim adalah saksi sejarah kebiadan Zionis-Israel kepada warga Palestina di Gaza sejak perang yang berlangsung selama 8 hari.
https://mail-attachment.googleusercontent.com/attachment/u/0/?ui=2&ik=7e…
Dilla dan istrinya mengaku tak mengetahui jika acara yang diadakan oleh warga Galela sedemekian meriahnya.
“Karena informasi yang kami terima hanya penjemputan dengan suguhan tarian Ccakalele dan pesta adat, akan tetapi malah muncul inisiatif dari warga Galela. Tidak hanya suguhan tarian Cakalele dan pesta adat tetapi malah mengadakan mundu mantu. Dan pertama kali dalam sejarah warga Galela melakukan acara semeriah ini,” ujar Abdillah Onim.
“Warga Maluku Utara sangat bangga memiliki putra yang punya jiwa kemanusiaan dan kepeduliaan tinggi yang ditugaskan hingga ketingkat internasional,” ujar seorang warga.
“Ini acara penjemputan termeriah selama saya bertugas di Galela,” ujar seorang petugas intel di Halmahera Utara.
Menurut pengakuan warga sekitar, acara ini mengalahkan kunjungan SBY sekalipun. Maklum, saking meriahnya, pasar dan toko harus tutup. Dan aktifitas warga Galela untuk sementara dihentikan demi menghadiri dan menyaksikan langsung acara pernjemputan pasangan antar Negara ini.
https://mail-attachment.googleusercontent.com/attachment/u/0/?ui=2&ik=7e…
Selain pesta adat, dalam acara tersebut juga dimanfaatkan penggalangan dana untuk pembangunan rumah sakit yang dibangin MER-C di Gaza. Dana terkumpul dalam pesta adat tersebut sebanyak Rp.5.140.000. Yang menarik, istrinya, Rajaa menyumbangkan dana senilai 100 USD dan Rp 600 ribu.
Perjalanan Melelahkan
Perjalanan cukup melelahkan bagi istri Abdillah pun sudah dirasakan semenjak awal keluar dari Mesir. Maklum, untuk keluar dari Gaza bukanlah pekerjaan mudah hingga sampai ke Indonesia.
Selain itu, tiket pesawat NBA rute penerbangan Ternate menuju Galela tiba-tiba dibatalkan dengan alasan pesawat tersebut sudah tidak beroperasi lagi. Alhasil, Abdillah, Rajaa dan Filindo tidak memiliki solusi lain kekcuali harus menempuh jalur darat alias Ternate dengan menggunakan mobil menuju Galela.
https://mail-attachment.googleusercontent.com/attachment/u/0/?ui=2&ik=7e…
Bagi Rajaa al Hirthani, perjalanan menempuh dunia luar selain Gaza cukuplah mencengangkan. Baginya, inilah pertama kali semenjak lahir hingga telah memiliki seorang putri ia sempat menikmati speedboat dengan sedikit gelombang selama perjalanan. Alhamdulillah, Rajaa mengaku tidak merasa takut sedikitpun bahkan dengan khusu’ ia bisa menikmati shalat dzuhur selama dalam perjalanan di dalam speedboat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dalam perjalanan, sempat sang suamu menggodanya, dengan membisikkan ke telinganya bila pasukan speedboad Zionis-Israel sedang mendekat.
“Ya Allah, di mana.. di mana..,” ujar Rajaa sembari membalikkan badan.
Ia baru sadar ketika terdengar suasana tertawa menyelimuti speedboat.
“Astaghfirullah, saya lupa ya kalau sedang berada di laut Ternate, bukan laut Gaza,” ujar Rajaa ditirukan Abdillah Onim.
Tak urung, acara ini membuat haru Abdillah Onim dan istrinya. Dillah mengaku bersyukur karena Allah Subhanahu Wata’ala bisa memberikan kesempatan kepadanya bertemu keluarga di kampung serta dapat berdakwah dengan menceritakan kejadian yang terjadi di Jalur Gaza Palestina.
“Saya ucapkan terima kasih kepada warga Maluku Utara Halmahera, utara khususnya Galela, Tobelo dan Ternate yang telah memberikan support kepada saya dan telah mengadakan acara yang sangat luar biasa,” ujarnya.
“Saya sangat senang dapat diberi kesempatan ke Indonesia dan berdakwah di Indonesia dan tak percaya bisa berada di Indonesia,” ujar Rajaa al Hirthani.
Abdillah onim menikah pada Februari 2010 dengan muslimah yang juga seorang penghafal al-Quran dari Jalur yang bernama Rajaa al Hirthani. Kini mereka telah dikaruniai buah hati berusia satu tahun.
Menurut Abdillah Onim, kecantikan anaknya, Marwiyah Filindo Onim, mewakili percampuran antara Indonesia dan Palestina. Marwiyah diambil dari nama ibunda tercinta sedangkan Filindo itu diambil dari dua negara yang sangat kuat ikatan darah dan batin, yatitu Filistin (Palestina) dan Indo (Indonesia).*/Diceritakan Abdillah Onim, wartawan TV One dan relawan MER-C di Gaza