Hidayatullah.com—Pasca pertemuannya dengan pemimpin Mesir Abdul Fattah As Sisi, utusan Presiden RI untuk Timur Tengah Alwi Abdurraham Shihab sempat berbicang-bincang dengan harian Mesir, Al Mishr Al Yaum (31/3/2015).
Dalam kesempatan itu, Alwi Abdurrahman Syihab berbicara mengenai sejumlah persoalan, diantaranya adalah mengenai terorisme, ISIS, Al Ikhwan Al Muslimun, juga masalah Palestina. Demikian wawancara lengkap yang dimuat dalam situs berita Al Mishr Al Yaum.
Apa tujuan Anda melakukan kunjungan ke Mesir, ada apa persoalan-persoalan yang Anda bicarakan dengan Presiden Abdul Fattah As Sisi?
Saya mengunjungi Mesir untuk mengundang Presiden As Sisi untuk hadir dalam peringatan 60 tahun berdirinya Konferensi Asia-Afrika, yang akan diadakan di Bandung pada bulan April mendatang. Saya juga membawa surat dari Presiden Indonesia Joko Widodo, dimana didalamnya penegasan mengenai keinginan nagara kami untuk meningkatkan hubungan kerja-sama, hal yang mendapat sambutan baik dari Presiden As Sisi, akan tetapi beliau berhalangan karena sibuk dengan beberapa agenda, dan beliau berjanji kepada kami akan keikutsertaan Mesir melalui utusan dari pejabat tinggi, dan beliau akan mengunjungi Indonesia di akhir tahun ini. Beliau akan membicarakan beberapa agenda, yang paling pokok adalah cara menghadapai terror, khusunya Indonesia dan Mesir memiliki keserupaan dalam arah pemikiran.
Apakah Anda sekalian berusaha untuk mengembalikan hubungan baik seperti dulu, antara Mesir dan Indonesia?
Saya melihat bahwa di sana ada ketertarikan yang sangan kuat dari kedua belah pihak untuk menghidupkan hubungan lama, yang mana puncaknya di masa dua oresiden, Abdul Naseer dan Suharto. Dan Presiden Joko Widodo menginginkan untuk bekerja sama dengan Presiden As Sisi untuk saling memberikan kontribusi positif, dan menghidupkan ruh persahabatan kuat, karena itulah kami menginginkan untuk memperkuat hubungan atas seluruh problem.
Apakah Anda sekalian merencanakan untuk melakukan perjanjian koalisi internasional dengan Mesir untuk menghadapi terorisme, sebagaimana yang terjadi sebelumnya?
Tentu kami menyambut gembira dengan berkoalisi bersama Mesir untuk menghadapai terorisme, terkhusus karena di Mesir lembaga agama tertinggi di dunia, yaitu Al-Azhar yang merupakan gerbang utama dunia melawan terorisme, dengan menyebarkan pemikiran moderat. Khususnya, karena kelompok-kelompok teroris radikal telah membuat buruk prinsip-prinsip Islam yang penuh dengan toleransi.
Menurut Anda, apa sebab utama penyebaran terorisme dan munculnya kelompok ISIS?
Ini merupakan hal yang gambling bagi semua pihak, bahwa sebagian kekuatan Barat berambisi meruntuhkan umat Islam karena mereka menyadari betul kekuatan umat Islam dan takut bersaing dengannya. Saya tidak ingin secara tegas mengatakan bahwa Barat merupakan sebab terorisme, apa yang saya sampaikan sekadar kesimpulan alami dari realita. Namun, celaan pertama tentu tertuju pada umat Islam itu sendiri. Mereka membiarkan kelompok radikal menyebar di negara mereka mengatasnamakan agama dan mereka tidak berusaha memberikan pengetahuan dan penyadaran terhadap warga mereka. Kami menghadapi kelompok ekstrem, tetapi kita akan tegas menghadapi mereka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Apakah Anda mendukung solusi militer menumpas kelompok ISIS?
Organisasi-organisasi teroris beroperasi dengan kekerasan, mereka menggunakan persenjataan yang beragam, karena itu, menggunakan solusi militer perlu ditempuh menghadapi siapapun yang mengancam kemanan nasional. Namun, di sisi lain, solusi ini bukan satu-satunya cara, harus menyadarkan warga dengan pemikiran yang moderat yang meneybabkan munculnya generasi yang sadar dan mencerminkan Islam yang toleran. Oleh karenanya, saya tegaskan sekali lagi pentingnya peran Al Azhar.* (bersambung)
Wawancara aslinya bisa klik di sini