Hidayatullah.com—Kelompok pembebasan Palestina, Harakah al – Muqawamah al – Islamiyah (Gerakan Perlawanan Islam ) mengancam Zionis ‘Israel’ akan membayar “harga yang belum pernah terjadi sebelumnya” jika terus berlanjut dengan rencananya mencaplok bagian-bagian Tepi Barat. Hamas mengatakan langkah itu akan menjadi “deklarasi perang” terhadap Palestina.
Dalam sebuah video berbahasa Arab yang diterbitkan hari Kamis (25/6/2020, juru bicara Hamas Abu Ubaidah mengatakan rencana Zionis tersebut adalah “kriminal” dan tindakan “pencurian terbesar tanah Palestina dalam beberapa dekade.” Abu Ubaidah yang juga bicara Brigade Izzudin al-Qassam, sayap militer Hamas yang paling ditakuti Israel itu mengatakan akan siap menjadi penjaga setia dalam membela rakyat Palestina dan tanah serta tempat suci mereka.
‘Israel’ akan menyesali keputusan untuk menerapkan hukum mereka atas wilayah yang disengketakan, kata Ubaidah dalam pesan video tersebut. Perlawanan Palestina tersebut, diulangi Pejabat Senior Hamas Dr Basem Naim, yang mengatakan kepada Fox News bahwa pencaplokan akan menghancurkan segala kemungkinan untuk menemukan solusi politik bagi konflik yang sedang berlangsung.
“Palestina tidak akan menerima rencana ini sama sekali. Mereka akan menolak rencana ini dengan segala cara yang tersedia. Gaza tidak dikecualikan dari ini, “katanya.
Naim menambahkan bahwa kepemimpinan Palestina meminta Uni Eropa (UE) untuk mendukung posisi mereka dan menekan ‘Israel’ agar berbalik arah sebelum tanggal 1 Juli, yang diajukan oleh Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu. Tanggal yang diumumkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (1 Juli), untuk mendeklarasikan kedaulatan ‘Israel’ atas Tepi Barat dan Lembah Jordan, semakin dekat, dan daerah tersebut memasuki kondisi ketidakpastian.
Secara terpisah, juru bicara Hamas mengatakan bahwa mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Tel Aviv adalah salah satu prioritas utama mereka. Sementara ‘Israel’ dikabarkan bersikeras menolak pembebasan warga Palestina yang dituduh membunuh warga ‘Israel’.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu berencana memulai proses perampasan bagian-bagian Tepi Barat, tempat lebih dari 420.000 pemukim haram Yahudi tinggal, mulai 1 Juli, sebagai. Hal ini dilakukan bagian dari inisiatif “perdamaian” buatan AS, dimana Palestina telah menolak rencana itu.
PBB baru-baru ini mengecam keputusan tersebut, menyebut rencana Netanyahu “melanggar hukum” dan menyatakan penyesalannya atas dukungan AS terhadap kebijakan tersebut. Uni Eropa juga telah memperingatkan kemungkinan “pembalasan” untuk Israel dan mengatakan akan bekerja untuk “mencegah inisiatif yang mungkin menuju aneksasi.” *