Hidayatullah.com—Pemukim Yahudi Israel hari Senin (09/11/2015) menembakkan senjata api ke arah para petani di desa Laban Timur sebelah selatan kota Nablus utara Tepi Barat terjajah
Sebagaimana disampaikan seorang penanggung jawab lembaga pemukiman di utara Tepi Barat, Ghassan Douglas kepada safa.ps, Senin (9/11/2015), sorang pemukim Yahudi mengendarai mobilnya di jalan utama antara kota Nablus dan Ramallah, tiba-tiba menembakkan senjatanya ke arah kumpulan para petani yang sedang memetik buah zaitun.
Dilaporkan, peluru yang ditembakkan tidak melukai seorang pun dari kumpulan para petani.
Sementara si Yahudi tadi melarikan diri ke salah satu pemukiman terdekat di desa itu.
Selang beberapa menit, pasukan penjajah Zionis sampai ke tempat kejadian setelah mendengar suara tembakan. Dan mereka pun mulai melakukan penyelidikan terhadap para petani seputar kejadian tembakan.
Setuju Pembunuhan Brutal
Sementara itu, hasil jajak pendapat terbaru menegaskan, mayoritas warga Israel setuju dan mendukung kekerasan “brutal” dalam membunuh warga Palestina yang melakukan serangan berani mati dan Intifada al-Quds.
Jajak pendapat yang dilakukan oleh TV 2 Israel yang hasilnya dipublish Sabtu (07/11/2015), di mana sebanyak 75% warga Israel mendukung tindakan pembunuhan terhadap pelaku aksi serangan di tempat kejadian sebagai tindakan darurat, 24% menolak dan 1% abstain.
Apakah warga Israel menyerang pelaku serangan yang sudah dilumpuhkan dan tidak berbahaya lagi, haruskah mereka (warga Israel yang menyerang) diadili, sebanyak 55% warga Israel tidak setuju pengadilan ini, 39% mendukung pengadilan.
Jajak pendapat yang digelar oleh Indikator Perdamaian dan Universitas Tel Aviv menegaskan, sebagian besar warga Israel mendukung tindakan kekerasan secara brutal dan membunuhnya kepada warga Palestina yang terluka dan tidak berdaya sebagai sanksi atas serangannya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
53% warga Israel juga mendukung pembunuhan terhadap warga Palestina yang melakukan serangan sebagai hal darurat meski ia sudah ditangkap dan dilumpuhkan.
Sementara sebanyak 44% menolak tindakan pembunuhan itu, demikian dikutip Palestine Information Center (PIC).*