Hidayatullah.com– Mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Zionis-Israel, Mayor Jenderal Giora Eiland, Selasa (26/08/2014) menyatakan, realitas yang dialami Israel dalam agresi ke Gaza, terutama dua pekan terakhir ini, tak bisa digambarkan kecuali dengan satu kata, yaitu “Kebingungan.”
Dalam opini yang ditulis di harian Yahudi Yedioth Ahronoth, Giora menjelaskan bahwa kondisi kebingungan yang dihadapi “Israel” disebabkan 3 prediksi berikut ini:
Pertama, karena Israel telah keliru memprediksi kondisi di Gaza.
“Yang kita tahu bahwa di Gaza terdapat organisasi bernama Hamas, yang mempersulit kehidupan sekitar 1,8 juta warga Palestina, namun justru yang terjadi sebaliknya, selama 8 tahun kondisi tidak seperti itu,” tulisanya dikutip Pusat Informasi Palestina Selasa (26/08/2014).
Gaza diklaim seperti sebuah Negara independen, dan Hamas sebagai penguasanya, yang mendapatkan dukungan luas warganya, jika bukan demikian, tak mungkin Hamas mampu membangun organisasi militer yang kuat seperti ini.
Kedua, “Israel” tidak meraih kemenangan dalam pertempuran ini, militer Israel berupaya mengakhiri agresi militer dua pekan lalu, yang berarti ada keberimbangan di kedua pihak.
“Namun kita keliru memprediksi bahwa Hamas akan terpaksa menerima dikte kita dan pihak Mesir, namun justru yang terjadi Hamas tetap kokoh dalam masa itu.”
Ketiga, kesalahan terjadi ketika Israel dan Mesir memberikan ijin kepada otoritas Palesina untuk mengambil kendali politik di Gaza. “Namun kita menjadi penyebab utama yang memperkuat opsi perlawanan yang dibangun Hamas dan faksi-faksi lainnya, sikap warga Gaza kepada para pemimpin Hamas berbeda dengan sikap mereka terhadap aparat keamanan otoritas.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Penulis zionis ini bertanya-tanya, apa yang harus dilakukan ditengah keyakinan Israel bahwa perang melawan Hamas merupakan pilihan tak disukai, di lain pihak Israel tahu bahwa serangan udara tak bisa menundukan Hamas di Gaza, dan Israel tak akan meraih kemenangan, termasuk juga Mesir maupun otoritas Palestina, namun yang menang adalah Hamas, ungkapnya.*