Hidayatullah.com–Otopsi terhadap jenasah Arafat Jaradat mengungkapkan bahwa ia tewas akibat penyiksaan ekstrim di dalam tahanan Zionis Israel, bukan karena serangan jantung. Demikian disampaikan Menteri Urusan Tahanan Otoritas Palestina, Minggu (24/2/2013).
Pada konferensi pers di Ramallah, Issa Qaraqe mengatakan, otopsi yang dilakukan di Israel di hadapan pejabat Palestina, mengungkapkan, tahanan berusia 30 tahun itu menderita enam patah tulang di leher, tulang belakang, lengan, dan kaki.
“Informasi yang kami terima sejauh ini mengejutkan dan menyakitkan. Bukti menguatkan kecurigaan kami bahwa Jaradat meninggal akibat penyiksaan, terutama sejak otopsi membuktikan bahwa jantung korban dalam keadaan sehat, sekaligus membantah dugaan awal yang disampaikan pihak penguasa pendudukan yang menyebutkan Jaradat meninggal karena serangan jantung,” kata Qaraqe, dalam laman Ma’an News Agency.
Seorang juru bicara pada Otoritas Penjara Zionis Israel mengatakan Sabtu, Jaradat meninggal karena serangan jantung di penjara Megiddo. Satu tim layanan darurat telah mencoba menyadarkan dia tapi gagal.
Qaraqe menyebutkan, pengakuan otoritas penjara itu sebagai ucapan fabrikasi (penyebutan umum kepada semua korban tewas di penjara Zionis). Untuk itu ia menyerukan dibentuk komite untuk menyelidiki mereka yang bertanggung jawab atas kematian Jaradat itu.
Menteri Urusan Tahan itu mengatakan, Jaradat menderita luka parah di daerah punggung bagian atas kanan dan memar parah dalam bentuk melingkar tajam di daerah dada kanan.
Hasil otopsi menunjukkan bukti penyiksaan parah pada otot bahu kiri atas, sejajar dengan tulang belakang di daerah leher yang lebih rendah, dan penyiksaan parah di bawah kulit dan di dalam otot sisi kanan dada.
“Tulang rusuk kedua dan ketiga di sisi kanan dada rusak. Dia juga memiliki luka di tengah-tengah otot tangan kanan,” kata Qaraqe.
Hati Jaradat dalam kondisi baik dan tidak ada tanda-tanda memar atau stroke, Menteri Urusan Tahanan itu menambahkan.
Namun lagi-lagi Departemen Kesehatan Israel berdalih, luka yang ditemukan di otopsi bisa saja disebabkan oleh upaya tim medis darurat dalam melakukan upaya menyadarkan Jaradat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Temuan awal tidak cukup untuk menentukan penyebab kematiannya,” kata Kementerian Israel, sekaligus menambahkan bahwa hasil tes lebih lanjut belum masuk.
Seorang juru bicara polisi Israel mengatakan, penyelidikan kematian Jaradat masih berlangsung.
Wakil Qaraqe, Ziyad Au Ain, mendesak setiap dokter, termasuk dokter-dokter Israel, yang meragukan Jaradat disiksa sampai mati melihat tubuhnya di Al-Ahli Hospital di Hebron.
“Jaradat meninggal karena penyiksaan dan bukan stroke atau serangan jantung,” katanya, menambahkan bahwa mereka yang bertanggung jawab harus digugat baik melalui Interpol atau Mahkamah Pidana Internasional.*