Hidayatullah.com—Kabar gembira, di saat warga Palestina di Jalur Gaza masih diblokade penjajah Zionis-Israel, tiba-tiba konvoi bantuan asal Tunisia “Ahrar” bisa masuk ke Jalur Gaza melalui gerbang perlintasan darat Rafah, hari Selasa (27/12/2011) petang, setelah tertunda selama beberapa hari. Sebenarnya, rombongan ini masuk Jalur Gaza pada hari Jum’at lalu.
Sumber-sumber di perlintasan Rafah mengatakan bahwa konvoi, yang datang dengan 11 relawan solidaraitas, ini membawa 4 ton obat-obatan dan peralatan medis yang dibutuhkan rumah sakit-rumah sakit Jalur Gaza.
Mereka masuk Jalur Gaza dengan mendapatkan sambutan meriah dan hangat dari Palestina di Gaza.
Konvoi berangkat dari bandara internasional Tunisi Carthage pada hari Kamis lalu menuju Kairo. Dari sana kemudian bertolak ke Jalur Gaza yang diblokade Israel.
Relawan konvoi ini bertekad untuk mengunjungi rumah sakit-rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan di Jalur Gaza dan mengunjungi sejumlah lembaga masyarakat dan ormas, serta untuk melihat kegiatan kepramukaan.
Beer Sheba
Kabar buruknya, Zionis-Israel telah merubah Masjid Agung di kota Beer Sheba, wilayah selatan Palestina terjajah tahun 1948, menjadi museum Yahudi.
Dikutip Pusat Informasi Palestina, Yayasan al Aqsha menegaskan bahwa tindakan Zionis-Israel ini melanggar kehormatan masjid.
Masjid Agung di Beer Sheba merupakan “tempat suci dan wakaf khusus Islam yang tidak mungkin dirubah untuk tujuan lain.”
Farhud Sayid, anggota pengurus Yayasan al Aqsha yang juga utusan yayasan di daerah Nagev, mengungkapkan kaget ketika masuk masjid Agung di Beer Sheba yang dibangun pada 1906 di masa Daulah Otoman dengan partisipasi warga Nagev kala itu, yang telah dirubah menjadi museum Yahudi.
Dalam museum itu berisi gambar-gambar, patung-patung dan pameran yang diadakan di dalam masjid.
Atas pemandangan ini, Wakil Ketua Yayasan Al-Aqsha, Sami Rizqullah, menangis.
“Demi Allah, mata pasti bercucuran air mata dan hati akan sedih ketika melihat bagaimana di dalam Masjid Agung digantungkan gambar-gambar yang menggambarkan geng-geng Zionis tahun 1948 menduduki kota Beer Sheba termasuk pendudukan masjid. Gambar lain mengisyaratkan sejarah Zionis Israel di kota Beer Sheba, perasaan akan bergetar ketika anda menyaksikan patung-patung di antaranya adalah patung-patung serdadu Zionis Israel atau Inggris yang dipasang di sisi masjid.”
Tak hanya itu, Sami juga mengatakan kejahatan lain Zionis-Israel.
“Barang kali anda tidak bisa membayangkan brutalnya pemandangan dan bagaimana layar televisi berukuran besar dipasang di tengah masjid, yang menampilkan secara berulang-ulang tayangan-tayangan fulgar, mulai dari meminum khamar, menari telanjar atau tayangan-tayangan teks-teks taurat.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Rizqullah melanjutkan, “Sementara itu pemerintah daerah Israel di Beer Sheba berupaya menipu opini publik dengan memasang gambar-gambar sejarah masjid dari masa Otoman, seraya menutup gambar-gambar yang menampilkan masa pendudukan Inggris hingga hari ini. Untuk diketahui bahwa kota Beer Sheba adalah kota Arab dan Islam.”
Dia mengatakan bahwa para delegasi asing dan Yahudi kadang ada di dalam masjid untuk menyaksikan gambar-gambar dan pameran yang ada di dalamnya, karena menganggapnya sebagai museum dan bukan masjid.*
Keterangan: (1), Masjid yang telah dirubah jadi museum oleh Zionis, (2), Rombongan Konvoi Tunisia