Hidayatullah.com–Fatah menuduh mantan petinggi partainya, Muhammad Dahlan, ikut andil dalam meracuni mendiang presiden Palestina Yasser Arafat.
Yasser Arafat meninggal dunia di rumah sakit pada bulan Nopember 2004. Penyebab pasti kematian pemimpin PLO itu hingga kini menjadi misteri. Namun, di kalangan rakyat Palestina berhembus kabar kuat bahwa Arafat meninggal karena diracun.
Sebagaimana dikabarkan Aljazeera, Sabtu (06/8), komisi pencari fakta Partai Fatah menemukan bahwa Dahlan juga terkait dalam kasus percobaan pembunuhan para pemimpin Palestina lainnya. Disamping itu Dahlan diduga kuat berencana melakukan kudeta di Tepi Barat.
Para pejabat senior Fatah seperti Azzam Al-Ahmad, At-Tayyib Abdul-Rahim, Othman Abu Gharbiyya dan Nabil Shaath dikabarkan telah memasukkan temuan mereka ke dalam laporan komisi pencari fakta tersebut.
Aljazeera melaporkan, para duta besar didesak untuk menghindari berurusan dengan Dahlan dan pemerintah Palestina meminta bantuan Interpol untuk menangkap mantan politisi kuat itu.
Dahlan dikeluarkan dari Fatah pada bulan Juni lalu. Tak lama setelah itu, pasukan Otoritas Palestina menggerebek rumah Dahlan dan menangkap beberapa pengawalnya.
Keputusan Dewan Revolusi Fatah pada 12 Juni menetapkan Dahlan sebagai tersangka tindak kriminal, antara lain korupsi dan membuat pasukan milisi bersenjatanya sendiri untuk melakukan kudeta di Tepi Barat.
Dahlan menyangkal tuduhan-tuduhan itu lewat sebuah rekaman video di internet.
Muhammad Dahlan adalah mantan seorang tokoh terkemuka Fatah, yang dikenal dengan sikapnya yang sangat keras terhadap kelompok Hamas. Di tahun 1990-an ia menangkapi para aktivis Hamas dengan alasan kelompok perjuangan rakyat Palestina itu menolak mengakui Otoritas Palestina yang baru dibentuk.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dahlan kehilangan muka, ketika Hamas berhasil mengalahkan Fatah dalam pemilihan umum Juni tahun 2007, yang mengharuskan Fatah keluar dari Jalur Gaza.
Agustus 2009, Dahlan yang dikenal sebagai politisi Palestina didikan Amerika Serikat itu, kembali ke kancah politik. Namun pada Desember 2010 keanggotaannya dalam komite Fatah ditangguhkan, seiring penyelidikan internal atas dugaan korupsi dan pembentukan milisi bersenjata.*
Keterangan foto: Dari kiri ke kanan: Haniyah, Abbas dan Dahlan di depan gambar mendiang Yasser Arafat.