Hidayatullah.com–Seperti dilansir kantor berita United Press, Badi Rafa’iyah selaku ketua menjelaskan, bahwa Lijan Muqawamah At Tathbiq An Naqabiyah (Komite Pemberantasan Sindikat Tathbiq) di Yordania menjelaskan bahwa Uraifi, seorang da’i Saudi yang cukup populer, diberi masukan oleh beberapa koleganya agar tidak mengunjungi Al Quds. Hal itu disebabkan karena kunjungan tersebut dinilai bertentangan dengan pendapat beberapa ahli fiqih kontemporer yang menolak untuk mengunjungi kota suci yang kini berada di bawah pendudukan Israel.
Juru bicara resmi Direktorat Jenderal Imigrasi Saudi, Badar Malik menjelaskan kepada surat kabar Al Wathan, pada hari yang sama, bahwa peninjauan ulang-mengenai rencana keberangkatan Uraifi ke Al Quds- tidak akan muncul di media.
Akan tetapi jika Menteri Dalam Negeri yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Imigrasi mengetahui bahwa ada warga negara Saudi yang melanggar peraturan serta melakukan perjalanan ke salah satu negara yang dilarang, maka masalah ini akan dibawa kepada pihak yang berwenang untuk dilakukan peninjauan.
Reaksi akan rencana Uraifi tersebut menimbulkan respon dari dunia internasional.
Para pemimpin Hamas dan Jihad Islam menyarankannya untuk membatalkan kunjungan, karena ditakutkan terlibat tathbiq.
Departemen Luar Negeri Israel juga ikut mengeluarkan pernyataan bahwasannya Uraifi bisa pergi ke Yerusalem dengan mengajukan permohonan visa ke Kedutaan Israel di Amman, dan permohonannya tersebut akan diperlakukan sesuai dengan prosedur normal.
Namun kedutaan tersebut mengumumkan lewat juru bicara Merav Horsande bahwa Mohammad Uraifi belum mengajukan permohonan untuk mendapatkan visa.
Meskipun banyak tanggapan, baik berupa pernyataan resmi, para jurnalis masih belum bisa menghubungi Dr Muhammad Uraifi melalui ponselnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebagaimana diketahui, Lijan Muqawamah At Tathbiq An Naqabiyah (Komite Pemberantasan Sindikat Tathbiq) di Yordania adalah komite khusus yang melakukan pengawasan kepada perilaku tathbiq, yakni segala perbuatan yang memberi kontribusi untuk menghilangkan permusuhan Arab terhadap Zionis atau mengakui eksistensi penjajahan Zionis. Permusuhan Arab terhadap Zionis bukan persoalan perbatasan, namun persoalan eksistensi. [aby/sadzali/tho/hidayatullah.com]