Hidayatullah.com– Banyak Jalan Menuju Makkah. Peribahasa ini untuk menggambarkan jalan perjuangan yang sedang ditempuh oleh Bambang Sukmana. Pria 44 tahun ini punya niat untuk berhaji sejak tahun 2004 silam. Tekad itu kemudian ia bulatkan sejak 13 Oktober 2019 lalu.
Bukan sembarang tekad. Ia berniat menuju Kota Suci Makkah Al-Mukarramah dengan mengendarai sepeda motor.
Bagaimana ceritanya?
Suatu saat, tutur Bambang, pada malam hari di pembaringan, ia tak sengaja membuka media sosial dan melihat gambar Ka’bah. Di situlah dia makin membulatkan tekadnya untuk pergi berhaji.
“Kalau niat itu, keinginan dari 2004. (Lalu) niat bulat saya pergi ke Tanah Suci itu tanggal 13 Oktober 2019, tepat tengah malam ketika saya mau tidur terlihat gambar Ka’bah di situ. Jadi tengah malam itu saya memutuskan berangkat ke Tanah Suci,” ujarnya diwawancara wartawan via sambungan telepon, Selasa (29/12/2020).
Baca: Kisah Jamaah Haji Myanmar dan Indonesia Sama-sama Doakan Rohingya
Usai membulatkan tekadnya pergi ke Tanah Suci pada 2019, lalu pada Maret 2020 ia mulai membuat catatan-catatan untuk berangkat menggunakan sepeda motor ke Makkah dalam bentuk proposal. Bambang pun mulai berlatih melakukan touring ke tempat-tempat yang jalurnya ekstrem sebagai langkah persiapan menuju Makkah.
“Selama bulan maret dengan November saya sudah mulai menyusun kemudian latihan touring camping. Jadi latihan naik-naik gunung mencoba jalur jalur ekstrem,” tuturnya.
Niatnya ia coba wujudkan betul. Kamis, 24 Desember 2020 siang, warga Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat ini pun berangkat menuju Makkah menunggani Kawasaki Bajaj NS 200 cc kuning.
Dengan sepeda motor, Bambang menargetkan sampai ke Tanah Suci paling lambat awal Juli 2021. Seusai berhaji, dia menargetkan untuk pulang ke Indonesia pada awal Agustus 2021. “Saya insya Allah paling lambat awal Juli 2021 sampai, terus melaksanakan ibadah haji, kemudian awal Agustus sudah kembali ke Indonesia,” ujarnya.
Hingga wawancara ini, Ibenk, sapaaannya, masih berada di Palembang (Sumatera Selatan) dan bersiap menuju Medan (Sumatera Utara), di sana dia akan menuju ke Konsulat Jenderal Malaysia sesuai arahan Kedubes Malaysia sebelum nantinya menuju Malaysia.
“Saya tujuannya ke Medan untuk untuk ke Konsulat Jenderal Malaysia di Medan, karena email Kedubes Malaysia mengarahkan ke sana, saya menunggu untuk ke Malaysia. Jadi gak terlalu jauh cuman 6 jam sampe Tanjung Balai,” ujarnya.
Baca: Langkah Cici Menuju Baitullah: dari Jualan Sayur, Menabung 7 Tahun, hingga Bersedekah
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ibenk mengaku, selain untuk menyempurnakan rukun Islam, rencananya berhaji juga dengan niat mendoakan ibunya yang saat ini sedang sakit sejak 8 tahun silam.
“Tujuan saya ke Tanah Suci itu untuk menyempurnakan rukun Islam saya, melaksanakan ibadah haji, yang kedua untuk mendoakan ibu saya di Baitullah karena ibu saya sudah sakit selama 8 tahun tidak bisa beraktivitas,” ujarnya.
Sebagai modal dalam perjalanan, katanya, bahasa utama yang dikuasai adalah bahasa Inggris. Sedangkan untuk di wilayah pedalaman ia menggunakan kamus translate. “Inti yang harus dikuasai bahasa Inggris, kalau pedalaman saya pake aplikasi translate bahasa.”
Bambang pun mengaku telah mempersiapkan berbagai perlengkapan seperti SIM internasional, paspor, dan perlengkapan serta dokumen lainnya.* (Saifal)