Hidayatullah.com– Tim Medis yang dipercayakan untuk menangani kesehatan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab menyayangkan sikap Wali Kota Bogor Bima Arya yang mengintervensi rumah sakit dimana Habib Rizieq dirawat.
“Menyayangkan sikap Wali Kota Bogor yang melakukan intervensi dan tekanan kepada RS, Tim Medis, dan pasien,” ujar dr Sarbini Abdul Murad Ketua Presidium MER-C di Jakarta dalam siaran pers kemarin diterima hidayatullah.com, Ahad (29/11/2020).
Selain itu, Tim Medis tersebut juga meminta dan mengingatkan semua pihak agar menjaga privasi pasien dalam hal ini Habib Rizieq. “Agar semua pihak tidak membuat kegaduhan, menjaga privasi pasien dan mempercayakan kepada tim medis yang menangani,” ujarnya.
Tim Medis independen tersebut katanya diminta keluarga Habib Rizieq untuk turut menangani kesehatan HRS. “Perihal menyampaikan kondisi kesehatan adalah domain keluarga. Bahkan pihak RS/dokter yang merawat tidak memiliki hak untuk menyampaikan tanpa seizin keluarga,” ujarnya.
Saat ini katanya semua pemeriksaan yang perlu dilakukan terhadap HRS sedang berjalan dan pengobatan akan dijalankan sesuai dengan masalah kesehatan yang katanya ditemukan.
“Wali Kota Bogor perlu belajar etika kedokteran tentang independensi tenaga medis dalam bekerja dan hak pasien untuk menerima atau menolak atas semua upaya pemeriksaan dan pengobatan yang akan diberikan tanpa ada intervensi atau tekanan pihak manapun,” ujar Sarbini.
“Jangankan dalam situasi normal,” katanya, “di daerah bencana dan peperangan saja wajib kita selaku tenaga medis tetap menjaga profesionalitas dan menghormati hak-hak pasien. Seharusnya Wali Kota Bogor mempercayakan hal ini kepada RS dan Tim Medis yang menangani karena tim medis mengetahui langkah-langkah apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan untuk menangani pasien.”
Tim Medis tersebut mengaku telah berpengalaman dalam memberikan bantuan medis dan kesehatan terhadap siapa saja yang mengalami kondisi kemanusiaan kritis. Konsep kemanusiaan yang mereka usung, yaitu “Rahmatan lil alamin, independen, menjaga netralitas, untuk menolong yang paling membutuhkan “The most vulnerable people & the most neglected people” akibat kondisi peperangan, ketidakadilan, stigmatisasi, isolasi politik yang menimbulkan masalah kesehatan dan medis.”
Pehaknya kata Sarbini menolong siapa saja tanpa membedakan latar belakang masalahnya. “Sebut saja Panglima GAM, (alm) Ishak Daud, Komjen Polisi Susno Duadji, Ustadz Abu Bakar Baasyir, para terduga terorisme, dan sebagainya,” sebutnya.
Baca: Habib Rizieq Masuk IGD Kemarin, Dirut RS Ummi Bogor Sebut karena Kelelahan
Ia menambahkan, masalah kesehatan di era pandemi Covid-19 sering menimbulkan polemik, akibat selalu dikaitkan dengan Covid-19. Sering terjadi perbedaan persepsi antara masyarakat dan tenaga kesehatan dalam menyikapi Covid-19.
“Stigmatisasi, kurangnya empati dan menghormati hak privasi pasien menimbulkan jurang yang cukup besar di antara masyarakat dan petugas pemerintah. Oleh karena itu perlu kembali kepada profesionalitas dan etika dan hukum kedokteran dimana menjunjung tinggi hak-hak pasien,” ujarnya.
Terkait dengan Habib Rizieq yang mempercayakan kepada Tim Medis tersebut untuk melakukan pemeriksaan dan pengawalan kesehatan, ia mengatakan, pihaknya mengirim Habib Rizieq untuk beristirahat di RS.
“Namun mendapatkan perlakuan yang kurang beretika dan melanggar hak pasien dari Wali Kota Bogor dengan melakukan intervensi terhadap tim medis yang sedang bekerja, sehingga mengganggu pasien yang sedang beristirahat. Selain itu, Wali Kota Bogor juga tidak beretika dalam mempublikasi kondisi pasien kepada publik, sehingga menimbulkan kesimpangsiuran dan keresahan bagi masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan hidayatullah.com, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) dikabarkan masuk rumah sakit. Direktur Utama RS Ummi, Kota Bogor, Jawa Barat, Andi Tatat membenarkan kabar tersebut.
“Memang benar Habib Rizieq kemarin ke Rumah Sakit Ummi masuk IGD. Memang karena beliau ada capek. Memang dengan aktifitas beliau yang begitu langsung pulang, langsung maraton ketemu dengan itu, jadi beliau ke sini,” ujar Andi Tatat kepada wartawan di RS Ummi, Kamis (26/11/2020).
“Dari hasil screening di tim kami, Alhamdulillah tidak mengarah ke Covid. Memang beliau ada riwayat pasien di Rumah Sakit Ummi,” tambahnya.
Saat ini, katanya, Habib Rizieq dalam keadaan sehat wal afiat, segar, tapi masih dalam pantauan pihak RS Ummi. “Insya Allah masih aman. Dan hasil lab rontgen semuanya baik,” imbuhnya.
Baca: FPI: HRS Istirahat, Tidak Gelar Kegiatan yang Berdampak Penumpukan Massa
Saat ditanya, selain Habib Rizieq, apakah ada pihak keluarganya yang dirawat di RS Ummi? “Oh enggak, keluarga menunggu tadi. Di ruangan biasa, di ruangan presidential suite,” jawabnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurutnya, keluhan HRS hanya lemas, kelelahan. Ia menampik dugaan kondisi HRS kritis. “Oh enggak (kritis), sehat wal afiat cuma dari beliau dari keluarga tidak menerima tamu siapapun bahkan dari DPP FPI tidak boleh diperkenankan masuk,” jelasnya.
Andi Tatat mengatakan untuk saat ini sesuai protokol, tidak ada yang boleh menjenguk HRS selama di RS. “Semua pasien-pasien apapun itu tidak boleh menjengguk ya itu berlaku semuanya,” ujarnya.
Andi Tatat pun menegaskan bahwa HRS tidak mengarah ke Covid-19. “Iya enggak ada indikasi seperti itu,” ujarnya.
Andi Tatat mengatakan istri HRS juga datang ke RS Ummi dan dicek pula kesehatannya. “Tapi aman,” ujarnya.
Presiden Jokowi: Hormati Hak Privasi Pasien
Sementara jauh-jauh hari sebelumnya di awal-awal kasus Covid-19 terungkap di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengingatkan seluruh pihak mengenai hak pribadi pasien corona. Salah satunya ialah soal identitas pribadi serta kondisi kesehatan seseorang yang mana hal tersebut dilindungi oleh undang-undang.
“Kita harus menghormati kode etik. Hak-hak pribadi penderita corona harus dijaga, tidak boleh dikeluarkan ke publik. Ini etika kita dalam berkomunikasi. Media juga harus menghormati privasi mereka sehingga secara psikologis mereka tidak tertekan sehingga dapat segera pulih dan segera sembuh kembali,” ujar Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (03/03/2020) dirilis BPMI Setpres.
Terkait hal itu, Presiden telah memerintahkan menteri untuk mengingatkan kepada pihak rumah sakit dan sejumlah pejabat terkait untuk tetap menjaga kerahasiaan data pribadi pasien yang menjalani perawatan.*