Hidayatullah.com- Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa’adi, mengatakan bahwa Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci yang paling banyak dicetak dan beredar di kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, penting menjaga kesahihan teks Al-Qur’an agar terhindar dari kesalahan dalam bentuk apapun. Sekalipun telah ada jaminan keotentikan Al-Qur’an secara langsung dari Allah, namun katanya tetap diperlukan adanya kerja sama antara lembaga-lembaga yang terkait.i
Yaitu, sebutnya, Kementerian Agama dalam hal ini Lajnah Pentashihan Mushaf AL-Qur’an (LPMQ), Majelis Ulama Indonesia (MUI), penerbit, percetakan, dan masyarakat dalam menjaga orisinalitas tulisan dan bacaan Al-Qur’an.
Hal ini disampaikan Wamenag dalam sambutannya saat meresmikan pembukaan kembali Layanan Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, Senin (06/07/2020).
Wamenag Zainut menekankan, selain menjaga keshahihan teks Al-Qur’an, hal yang pentingnya adalah menghadirkan pemahaman Al-Qur’an yang moderat (washatiyah).
LPMQ bisa menjadi garda utama dalam mensosialiasikan prinsip-prinsip moderasi dalam beragama melalui literasi Al-Qur’an dengan menggiatkan kajian-kajian Al-Qur’an yang sistematis, agar nilai-nilai Al-Qur’an senantiasa hidup dan membawa kemaslahatan bagi masyarakat Muslim Indonesia.
Wamenag berharap Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal tidak hanya sebagai sarana untuk menyimpan koleksi-koleksi Al-Qur’an, tetapi bisa menjadi sarana rekreasi dan edukasi Al-Qur’an, dan tidak kalah saing dari museum-museum yang lain.
“Jika perlu dilakukan modernisasi sehingga lebih menarik minat masyarakat untuk mengunjunginya, termasuk peningkatan layanan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi sesuai dengan era internet kini. Sehingga layanan dari BQMI dapat memanifestasikan berkah dari Al-Qur’an dalam terus mendukung berkembangnya umat Islam yang memiliki keshalehan personal sekaligus keshalehan sosial,” ujar Zainut kepada hidayatullah.com setelah acara itu lewat keterangannya.
Pembukaan kembali layanan BQMI dilaksanakan setelah Wamenag memastikan kesiapan Bayt Al-Qur’an dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat di era normal baru. Yaitu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagaimana yang diwajibkan pemerintah.
Disebutkan, layanan BQMI sempat ditutup sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta pada 16 Maret 2020. Sejak itu, BQMI tidak melayani para pengunjung.
Wamenag menyampaikan apresiasi kepada LPMQ Balitbangdiklat Kemenag RI.
LPMQ katanya selama ini telah berusaha mengawal keshahihan kitab suci Al-Qur’an dan meningkatkan pemahaman masyarakat Muslim Indonesia terhadap kitab sucinya, melalui kajian dan penerbitan tafsir dan literatur Al-Qur’an.
Wamenag yang juga Wakil Ketua Umum MUI ini pun mengapresiasi pelbagai langkah inovatif yang dilakukan oleh LPMQ dalam menjaga dan melestarikan warisan karya tulis Al-Qur’an dan arsitektur Islam melalui Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Zainut mengatakan, pembukaan layanan Bayt Al-Qur’an dengan memberlakukan protokol kesehatan Covid-19 di era normal baru diharapkan bisa memastikan segala aktivitas di BQMI berjalan dengan baik, masyarakat pecinta Al-Qur’an dapat terlayani dengan kesehatan mereka tetap terjaga.
Sementara kata Kepala PMQ Kemenag, Muchlis M Hanafi yang turut mendampingi Wakil Menteri Agama pada kegiatan ini, BQMI TMII selama ini menjadi salah satu destinasi wisata religi di DKI Jakarta.
Banyak katanya pelajar dan peneliti yang berkunjung untuk belajar dan meneliti terkait perkembangan pentashihan dan pengkajian Al-Qur’an di Indonesia. Terhitung sejak 1 Januari 2020 hingga 15 Maret 2020 tidak kurang dari 23.200 orang telah berkunjung ke BQMI.*