Hidayatullah.com- Dalam jangka panjang, program ketahanan pangan dapat menjadi solusi ketika terjadi bencana alam.
Sebagaimana diketahui, Indonesia adalah negara yang rawan bencana alam.
“Indonesia mau goncangan apapun, jika pangannya mandiri, maka tidak memiliki pengaruh,” ujar Pembina Baitul Wakaf Asih Subagyo pada diskusi daring bertema Wakaf Spiritual dan Sosial Responsibility di Tengah Pandemi yang digelar Baitul Wakaf dan Badan Wakaf Indonesia (14/05/2020).
“Jika konsep wakaf ini dipadukan dengan zakat, maka tidak ada istilah kesulitan ekonomi,” sambungnya.
Kata Asih, ketahanan pangan bisa menjadi solusi bangsa pasca pandemi Covid-19 yang berdampak luas tersebut, termasuk terhadap ekonomi masyarakat Indonesia.
Menurutnya, ketahanan pangan adalah problem mendasar yang harus dipikirkan di tengah kesulitan ekonomi masyarakat.
“Pasca Covid ini, tantangannya luar biasa,” ujarnya.
Misalnya, kelaparan akibat masyarakat tidak mampu membeli pangan dapat berekses negatif terhadap kehidupan sosial.
Baitul Wakaf saat ini menggelorakan program ketahanan pangan dengan memanfaatkan tanah-tanah wakaf milik ormas Islam Hidayatullah.
Baitul Wakaf adalah nazhir wakaf produktif dari Laznas BMH yang dibentuk ormas Hidayatullah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Saat ini kata Asih, Hidayatullah mengelola produk wakaf berupa 580 pesantren, 350 sekolah, 50 minimarket, 20 poliklinik, pertanian/perkebunan, peternakan, home industry, dan konveksi.
“Tanah-tanah wakaf Hidayatullah seluruh Indonesia diinstruksikan untuk ditanam pangan. Agrikultural, konsep ketahanan pangan ke depan berbasis wakaf,” ujarnya.* (SKR)