Hidayatullah.com– Sebanyak 93 warga negara Indonesia (WNI) yang tertahan di Kota Wuhan, China, akibat terjadinya wabah virus corona jenis baru.
Terkait itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing mendirikan posko khusus di Changsha, Provinsi Hunan, guna membantu suplai logistik bagi 93 WNI yang tertahan di Wuhan.
KBRI Beijing menyatakan, pihaknya memastikan akan terus melindungi keselamatan jiwa dan mencukupi kebutuhan 93 WNI yang tertahan di Ibu Kota Provinsi Hubei itu.
Tidak semua dari 93 WNI yang tertahan di Wuhan itu berstatus pelajar, ada satu hingga dua orang pekerja profesional yang tinggal di apartemen.
“Tanpa terkecuali, mereka juga kami suplai pangan dimana pun warga kita berada di Wuhan,” kata Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun dikutip web Antaranews di Beijing, Senin (27/01/2020).
Sebagaimana diketahui, Wuhan sebagai episentrum virus baru yang dinamai 2019-nCoV, ditutup semua aksesnya. Kondisi ini membuat semua orang yang berada di wilayah Wuhan tak bisa keluar sejak Kamis (23/01/2020) pukul 10.00 waktu setempat atau 09.00 WIB. Begitu pula dengan kota-kota di Provinsi Hubei.
“Kami tidak akan meninggalkan mereka. Kami terus hubungi mereka. Bahkan, kalau ada hal mendesak yang perlu disampaikan, kami sediakan empat nomor hotline,” sebut Dubes Djauhari.
KBRI menyediakan empat nomor hotline terkait wabah virus yang telah membunuh puluhan orang tersebut, yakni +861065325489, +8613811284505, +8613146453974, dan +8613552235327.
Jumlah WNI yang berada di Wuhan sekitar 200-an. Sebanyak 93 orang tinggal di kota itu saat penutupan berlangsung, karena yang lain sudah pulang ke Indonesia untuk mengisi liburan semester musim dingin yang berbarengan dengan musim libur Tahun Baru Imlek.
Baca: Kemhub Minta Pemeriksaan Intensif Penumpang dari China, Cegah Virus Corona
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurutnya, upaya perlindungan juga dilakukan KBRI Beijing melalui komunikasi intensif dengan pemerintah China, Pemerintah Provinsi Hubei, dan Pemerintah Kota Wuhan.
“Kami juga terus berkoordinasi dengan KJRI (Konsulat Jenderal RI) yang ada di Guangzhou dan Shanghai,” sebutnya.
Djauhari mengakui bahwa memang kebutuhan logistik yang ada sekarang akan habis dalam lima atau enam hari ke depan. “Tapi sebelum mereka kehabisan, kami akan suplai terus,” sebutnya.
Distribusi logistik dipesan secara daring (online) oleh KBRI lalu dikirimkan melalui kurir kepada koordinator-koordinator WNI yang ada di setiap kampus dan apartemen.*