Hidayatullah.com– Menteri Agama Jenderal (Purn) Fachrul Razi ditemui delegasi Duta Besar Republik Islam Iran Ayatollah Alireza A’rafi di Jakarta. Kedua pihak berdiskusi mengenai keagamaan dan pendidikan.
Menurut Alireza, selama ini hubungan Iran dan Indonesia berjalan baik. Indonesia sebagai negara Islam terbesar dunia, menurutnya, telah mendapat tempat yang khusus bagi masyarakat Iran.
“Warga Iran, pejabat pemerintah, ulama, pemimpin spiritual menekankan agar punya hubungan khusus bagi Indonesia,” ujar Alireza dalam pertemuan pada Selasa (29/10/2019) itu kutip website resmi Kementerian Agama RI di Jakarta.
Menag Fachrul didampingi oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim dan Kepala Biro Umum yang juga Plt Karo Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Syafrizal.
Hadir pula sejumlah delegasi lainnya, yaitu Deputy Ayatollah Seyed Mofid Hosseini, Director ICC Syech Abdolmajid Hakimollahi, Sadra Director Mr Hossein Mottaki, serta Deputy Ambassador Mr Mahdi Rounagh, dan Public Diplomacy Mr Behrouz Nikpour.
Kepada Dubes dan delegasi Iran, Menag Fachrul kembali menegaskan tugasnya sebagai Menteri Agama RI. Yaitu, katanya, tidak saja menaungi agama Islam, tapi juga berbagai agama lainnya.
Selain Islam, di Indonesia ada agama Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Khonghucu. “Tugas kami membuat kehidupan beragama baik dan saling menghormati satu sama lain,” tegasnya.
Mengenai pendidikan, mantan Wakil Panglima TNI menyebut bahwa Kemenag membina sekitar 29 ribu pesantren, 80 ribu madrasah, serta 733 PTKI.
“Kesemuanya kami bina, dengan mengedepankan toleransi dan mengutamakan persatuan bangsa,” sebutnya.
Menag Fachrul pun menyebut keberadaan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang akan mulai beroperasi tahun depan.
“Insya Allah tahun depan UIII itu sudah ada, dan kami berharap dari dunia-dunia Islam dapat studi di UIII,” ujarnya.
Sementara Dubes Alireza menyampaikan harapannya kepada Indonesia khususnya Menag Fachrul.
“Harapan kami, hubungan Iran-Indonesia terus meningkat khususunya pada bidang pendidikan, teknologi dan kajian keagamaan,” ungkapnya.
Alireza pun menyampaikan harapan Iran agar bisa bekerja sama dengan Indonesia, terkhusus di bidang keilmuan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dan politik.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurutnya, sistem Pendidikan Tinggi (PT) di Iran menganut dua sistem yakni Universitas dan Hauzah (Pesantren). PT di Iran terus mengalami kemajuan di bidang teknologi walau ada berbagai kesulitan.
“Kita memiliki sekitar 2.000 Universitas di 1.000 kota. Kita juga ada empat juta mahasiswa. Menariknya 60 persen perempuan,” sebutnya.
Disebutkan, negara Syiah itu juga memiliki 300 ribu guru besar dan anggota senat yang mengajar di berbagai PT. Menurutnya pintu universitas di Iran terbuka kepada seluruh bangsa, lintas agama, dan mazhab. Selain PT, ada 100 lembaga pendidikan dan riset. Juga ada 1.000 jurnal ilmiah yang sudah beredar.*