Hidayatullah.com– Kelompok relawan pendukung Joko Widodo yang tergabung dalam Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) menyatakan kekecewaannya terhadap Presiden Joko Widodo terkait calon menteri dalam kabinet barunya.
Jaman kecewa juga karena rival Jokowi pada Pilpres 2019 lalu, Prabowo Subianto, justru digadang-gadang sebagai calon menteri di kabinet Jokowi.
Ketua Umum Jaman, A Iwan Dwi Lakosono, mengaku kecewa terhadap beberapa nama tokoh dan profesional yang dipanggil Jokowi. Mereka yang datang ke Istana di Jakarta itu disinyalir kuat bakal masuk jajaran menteri di kabinet kerja Jokowi jilid II.
Menurut Iwan, sejumlah orang yang jelas prestasinya dan berkeringat serta berdarah-darah belum diundang ke Istana, sedangkan Prabowo yang jelas-jelas musuh rivalnya diundang.
“Sebagai relawan pemenangan Jokowi sejak Pilgub DKI 2012 hingga Pilpes 2019 kami sangat kecewa. Susunan Kabinet Jokowi Mengecewakan Relawan,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Baca: Pengamat: Situasi Internasional Menekan Jokowi Bentuk Kabinet Aman
Menurut Iwan, selain harus ahli dibidangnya, hanya dua kriteria orang yang berhak masuk kabinet Jokowi. Yaitu, menurutnya, bagi menteri pertahana (incumbent) adalah orang yang punya prestasi yang jelas. Dan bagi pendatang baru, “ya harus orang yang benar-benar berkeringat memenangkan Jokowi di Pilpres demi visi bersama ‘Indonesia Maju’,” sebutnya.
Menurut Iwan, menteri petahana yang dianggapnya jelas-jelas prestasinya seperti Susi Pujiatusi dan Ignasius Jonan justru akan disingkarkan. “Jelas-jelas mereka pamit,” imbuhnya.
Menurutnya, dalam rapat dengan relawan, sering sekali Jokowi menyampaikan bahwa pada periode selanjutnya ia akan memilih orang di kabinet tanpa beban.
“Sudah saatnya (Jokowi) mencari pembantu yang fokus kerja nyata, bukan cari muka. Tapi kami melihat orang-orang yang datang selama dua hari ini justru punya tendensi agenda Pilpres 2024. Tentu ini menyulitkan bapak sendiri dalam bergerak. Sulit mewujutkan Indonesia maju yang ada justru Indonesia mundur,” sebut Iwan.
Baca: Sukamta nilai Oposisi dan Pemerintah Butuh Sinergi Bangun Bangsa
Menurut pendukung Jokowi itu, seharusnya dalam menyusun kabinet jilid II ini, Jokowi bisa lebih leluasa dan tanpa beban.
“Tetapi dari pengamatan kami sepertinya beliau justru lebih tersandera karena banyak tekanan. Adanya tekanan dari konsep proporsionalitas bagai-bagi kue yang adil di internal partai koalisi, landasannya bisa dari kuantitas perolehan suara partai. Tekanan lain yakni kekuatan opisisi yang coba yang kini merangsek kekuasaan,” sebutnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurut Iwan, seharusnya Jokowi fokus mencari pembantu yang dapat mewujudkan visi-misinya. “Yang tentu sangat berbeda dengan rivalnya. Pertarungan sangat keras, kami menyebut seperti minyak dan air tidak akan bisa bersatu. Kami khawatir ini justru menjadi duri dalam daging di kabinet kerja jilid II,” tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto datang ke Istana Merdeka di Jakarta, Senin (21/10/2019) sore, bersama Wakil Ketua Umumnya, Edhy Prabowo, serta melakukan pertemuan dengan Jokowi.
Usai pertemuan, Prabowo mengaku bahwa Presiden Jokowi memintanya untuk memperkuat kabinet dan keputusan Gerindra adalah “siap apabila diminta”.
Prabowo mengaku diminta untuk membantu Jokowi di bidang pertahanan. Eks Komandan Jenderal Kopassus ini bersaing dengan Jokowi dalam pilpres lalu, mengulang Pilpres 2014.*