Hidayatullah.com– Setelah kasus penolakan tabligh akbarnya di Amsterdam, Belanda, dakwah dai kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) kembali mendapat ganjalan. Kali ini, dari pihak Universitas Gadjah Mada (UGM).
Eks Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyesalkan sikap UGM yang membatalkan kuliah umum UAS itu.
Pimpinan UGM telah mengonfirmasi pembatalan kuliah umum UAS di Masjid Kampus UGM yang rencananya digelar pada Sabtu (12/10/2019).
“Saya sesalkan sikap UGM tersebut. Kampus telah kehilangan identitasnya sebagai “University” dimana, kampus adalah rumahnya diversity (perbedaan, keberagaman) pandangan lahir. Tempat dimana pikiran diadu. Pimpinan UGM telah berubah bak rezim politik yang anti perbedaan,” ungkap Dahnil dalam akun resminya di media sosial, Rabu (09/10/2019) pantauan hidayatullah.com, Kamis pagi (10/10/2019).
“Saya sesalkan bila civitas akademika, para fakulti berdiam diri terhadap laku pimpinan UGM yang anti diversity, berlaku bak rezim politik terkait pelarangan terhadap Ustadz Abdul Somad. Saya berasumsi seluruh civitas akademika dan fakulti di UGM kehilangan otoritas moral sebagai intelektual,” tambahnya.
Dahnil menerangkan bahwa universitas adalah rumah dimana persemaian pelbagai pemikiran lahir, dan beradu satu dengan lainnya. Bila tak bersepakat dengan satu pemikiran, maka adu dengan pemikiran lain. “Bukan, justru bertindak represif melarang intelektual (Ustadz) seperti Abdul Somad menyampaikan gagasannya di UGM,” imbuhnya.
“Terus terang,” lanjut Dahnil, “sebagai salah satu orang yang hidup di kampus, tumbuh berkembang sebagai dosen dan peneliti, saya malu melihat laku anti pemikiran yang ditunjukkan oleh Pimpinan UGM terkait pelarangan terhadap Ustadz Abdul Somad, dan tentu juga sesalkan bila insan cendikia di sana diam terhadap laku tersebut.”
Baca: Komisi Dakwah MUI Dukung Tabligh Akbar UAS di Amsterdam
Diketahui, kuliah umum UAS bertajuk Integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) bakal digelar di Masjid Kampus UGM, Sabtu (12/10/2019) besok lusa. Acara bertema “Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek): Pondasi Kemajuan Indonesia” itu rencananya akan dimulai mulai pukul 12.45 WIB hingga selesai.
Selain UAS, pembicara lain yang akan mengisi adalah Prof Heddy Shri Ahimsa Putra. UGM berdalih pembatalan kegiatan di masjid dilakukan karena dianggap tidak selaras jati diri UGM.
Kepala Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani, kepada wartawan, Rabu (09/10/2019), mengatakan, berkaitan dengan acara yang akan diselenggarakan tanggal 12 Oktober 2019, maka pimpinan universitas meminta agar rencana tersebut dibatalkan.
Menurut Iva, pembatalan tersebut dilakukan untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan kegiatan nonakademik dengan jati diri UGM.
Pembatalan tersebut masih menjadi polemik.
Menurut Iva, surat pembatalan atau penolakan yang dikeluarkan Rektorat UGM sudah dalam proses untuk dikirim ke Takmir Masjid UGM pada Rabu kemarin.*