Hidayatullah.com– Hingga Jumat (27/09/2019), masih banyak warga Kota Ambon, Maluku, yang memilih mengungsi di tempat-tempat lapang atau di luar bangunan karena masih merasa khawatir terjadinya gempa susulan pasca dua kali gempa utama kemarin, Kamis.
BMKG mencatat per Jumat pukul 06.00 WIT, terdapat 224 kali gempa susulan pasca gempa utama pada Kamis kemarin. Gempa utama tersebut terjadi pada pukul 08.46 WIT yang berpusat di Ambon, dengan kekuatan –setelah dimutakhirkan– magnitudo 6,5.
Dari 224 kali gempa susulan itu, BMKG mencatat, sebanyak 41 kali gempa yang dirasakan.
“Kamp-kamp pengungsian masih tersebar di mana-mana. Mayoritas penduduk masih bertahan di atas gunung dan dataran tinggi,” ujar koresponden hidayatullah.com di Ambon, Zulkarnain, melaporkan pada Jumat.
Di Ambon, berdasarkan pantauan pada semalam, Kamis (26/09/2019), warga antara lain mengungsi ke depan GOR IAIN Ambon, depan Asrama Ma’had Al-Jamia’ah IAIN Ambon, serta di lapangan Sekolah Dasar Kahena.
“Dan masih banyak lagi di emperan jalan yang aman jika terjadi runtuhan,” lapornya.
“Mereka pada tidur di tanah lapang, ada juga yang di depan-depan rumah, mereka berkelompok-kelompok, ada yang saling menjaga (bergantian), anak-anak lebih diprioritaskan (untuk dijaga) di tenda-tenda yang ada. Jika ada gempa lagi, mereka pada terbangun semua,” lapornya.
Para pengungsi pun banyak kebutuhan darurat, seperti selimut, susu, berbagai jenis makanan. “Soalnya orang-orang pada enggak berani masuk rumah karena masih sering terjadi gempa susulan (terutama semalam),” lapornya.
Selain di Ambon, di daerah lain yang terdampak gempa, warga juga banyak mengungsi, membuat tenda-tenda di tanah lapang. Misalnya di kompleks Pondok Pesantren Hidayatullah Liang, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
Warga pesantren pun melaksanakan shalat berjamaah di lapangan dengan beralaskan terpal.
Para wanita dan anak-anak ditempatkan pada terpal dan tikar-tikar khusus, dipisahkan dengan kelompok pria dewasa. Atau bagi yang telah berkeluarga menempati tikar tersendiri.
“Masih banyak ditemui di lapangan, warga yang memilih untuk tinggal di tenda. Mereka masih khawatir untuk tinggal di dalam rumah meskipun rumahnya tidak rusak. BNPB telah mengirimkan personel untuk mendukung penanganan darurat pascagempa,” sebut BNPB melalui kanal resminya, Jumat siang.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Baca: Gempa Ambon, Bangunan Ambruk, dilaporkan 1 Korban Jiwa
Pascagempa bumi di Provinsi Maluku, Kamis (26/09/2019), korban jiwa terus berjatuhan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dalam keterangannya hingga Jumat (27/09/2019), sebanyak 23 orang meninggal dunia.
“Korban meninggal tertinggi diidentifikasi di Kabupaten Maluku Tengah, sebanyak 14 orang. BPBD Provinsi Maluku mencatat pada Kamis (26/09/2019), pukul 21.53 WIT, total korban meninggal sebanyak 23 orang,” sebut Agus Wibowo Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Jumat.
“Sekitar 15.000 warga masih mengungsi pascagempa dan dikarenakan karena rumah mereka yang rusak dan mengantisipasi gempa susulan yang membahayakan bangunan tempat tinggal,” sebutnya.*