Hidayatullah.com– Praktik rentenir sulit diberantas karena antara pihak peminjam dan pemberi pinjaman saling merasakan manfaat meski harus terbebani dengan bunga yang besar, menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri seminar Mencari Format Fintech yang Ramah Konsumen di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (16/07/2019).
“Gimana melarangnya? Itu sudah bertahun-tahun ekosistem itu terjadi dan saling menguntungkan, yang pinjam untung karena ke bank enggak boleh masuk,” ujar Wimboh.
Ia mengaku, suatu saat pernah datang ke sebuah pasar di Boyolali, Jawa Tengah. Di sini, hampir seluruh pedagang meminjam uang ke rentenir. Hal itu mereka lakukan karena keperluan yang mendesak sementara akses untuk bank sangat sulit.
Karena cuma rentenir yang menyediakan uang dengan cepat tanpa syarat-syarat rumit, maka katanya pedagang lebih memilih meminjam uang secara mudah meski bunga yang harus dibayarkan hampir setengahnya.
“Jadi siapa yang perlu di sana boleh pinjam, tidak pake jaminan, tidak pake KTP karena mereka sudah saling mengenal,” ungkapnya.
Menurut Wimboh, alasan para rentenir sulit diberantas sebab mereka mampu mengambil pasar yang tidak bisa diakses oleh perbankan.
“Itu mau ditangkep lebih banyak dari yang mau nangkepnya. Mereka enggak nyalahi aturan tapi etika,” sebutnya kutip Antaranews.com.
Ia pun menilai, kondisi seperti itu terjadi pula pada aplikasi teknologi finansial (tekfin). Saat ditemukan adanya kejanggalan, OJK pun memblokirnya, tapi tekfin ilegal tinggal membuat aplikasi baru lagi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
OJK juga menyoroti adanya pelanggaran etika baik dari aplikasi maupun peminjam. Tekfin ilegal bisa memberikan pinjaman tanpa ada batas nominal, sedangkan si peminjam bisa mengajukan pinjaman hingga beberapa kali dalam satu periode tertentu.
“Yang pinjem enggak punya etika, ditagih ribut mengadu kemana-mana. Apalagi teknologi, kita larang dia bisa sembunyi di mana saja,” ungkapnya.*