Hidayatullah.com– Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara menyambut gembira dirumuskannya Fikih Informasi oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Menkominfo berharap buku Fikih Informasi tidak hanya untuk kalangan warga Muhammadiyah, harus disosialisakan kepada masyarakat luas (publik). Muhammadiyah harus menjadi lokomatif menarik gerbong masyarakat untuk melek informasi yang sehat.
“Buku Fikih Informasi Muhammadiyah sangat membantu saya untuk bicara kemana-mana. Saya berharap Muhammadiyah dapat menarik gerbong masyarakat untuk lebih melek informasi yang sehat. Saya sangat berterima kasih,” sambut Menkominfo dalam acara Forum Dialog dan Literasi Media Sosial bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir di Bengkulu, Kamis (14/02/2019) sebagaimana rilis Muhammadiyah kepada hidayatullah.com, Jumat (15/02/2019).
Baca: Muhammadiyah: Fikih Informasi untuk Jawab Tantangan Zaman
Disebutkan, masyarakat milenial kini belajar agama tidak dari ustadz tapi dari medsos. Jika pengajian orgtua itu tidak diisi orang muda, karena katanya mereka tidak tertarik.
Katanya anak muda lebih tertarik secara virtual. Majelis tabligh tidak lagi datang ke daerah-daerah. Tapi produksi dakwah secara digital. Audiensinya bisa berjuta-juta.
Sebelumnya, dalam rangkaian Tanwir Muhammadiyah 2019, PP Muhammadiyah kembali mengangkat mengenai rumusan Fikih Informasi.
Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Pustaka dan Informasi, Prof Dr Dadang Kahmad menyampaikan, Fikih Informasi sudah dibahas sebelumnya dalam Fokus Grup Diskusi tahun 2016, diawali oleh Majelis Pustaka dan Informasi dan Majelis Tarjih dan Tajdid di Universitas Prof Dr. Hamka di Jakarta.
Dengan adanya Fikih Informasi, Muhammadiyah memberikan panduan kepada masyarakat agar dapat menggunakan media sosial dengan lebih baik.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Dakwah yang efektif ke depan itu melalui digital. Ini tantangan bagi Muhammadiyah. Kita harus memproduksi konten-konten ke medsos yang bisa diakses oleh anak-anak muda,” katanya.
Dalam tanwir di Bengkulu, Muhammadiyah mengusung “Literasi Pencerahan”. Menurut Ketua Umum PP Dr Haedar Nashir, Muhammadiyah harus bekerja sama dengan pemerintah melakukan gerakan literasi yang berkeadaban, menyehatkan, melawan informasi yang membodohkan.
“Kita lawan hasrat-hasrat alamiah dan primitif seperti kebencian, amarah. Naluri-naluri seperti ini ketika menemukan ruang maka seperti benih yang menyebar. Keburukan-keburukan itu lama kemalaan akan seolah menjadi benar,” ujarnya.*