Hidayatullah.com– Sebuah bangunan yang diberi nama “Tugu Demokrasi” di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dinilai mirip Tangga Freemasonry.
Oleh karena itu, Gerakan Pemuda (GP) Ansor setempat meminta dengan tegas agar “Tangga Freemasonry” itu diturunkan.
“Kita keberatan dengan tugu yang mirip Steps Freemasonry tersebut,” ujar Ketua GP Ansor Kabupaten Madiun, Khotamil Anam, kepada hidayatullah.com, Jumat (08/12/2017) saat dikonfirmasi.
Sikap tersebut ditempuh Ansor atas dasar “Tangga Freemasonry” itu dinilai bukan bagian dari sejarah bangsa Indonesia. “Tidak ada kaitannya dengan historisitas dan peradaban bangsa kita,” terangnya.
Baca: Organisasi Yahudi Internasional, Sebarannya Pun Sampai Indonesia (1)
Khotamil mengaku pihaknya pun sudah menempuh sejumlah langkah, sebagai tindak lanjut atas keberatan tersebut.
Antara lain dengan mendatangi langsung kantor DPRD Kabupaten Madiun, Kamis (07/12/2017).
“Kemarin kita sudah tabayun ke DPRD pukul 14.00-an,” terangnya.
Diketahui, Tugu Demokrasi yang mirip Tangga Freemasonry itu didirikan sebagai pengganti pagar Gedung DPRD Kabupaten Madiun.
Tugu yang baru selesai dibangun itu dinilai identik dengan simbol kelompok dan agama tertentu.
Dalam pertemuan kemarin, Ansor meminta DPRD menjelaskan tentang sisi historis dan edukatif soal keberadaan tugu tersebut. Khotamil melihat melihat jajaran DPRD tak cukup tahu historisitas simbol dimaksud.
Desain tugu tersebut dinilai menyimbolkan suatu kelompok agama tertentu dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sementara itu, DPRD Kabupaten Madiun diwarta media membantah telah mendesain Tugu Demokrasi yang menyerupai Tangga Freemasonry.
Menurut Ketua DPRD Kabupaten Madiun Joko Setiono, desain Tugu Demokrasi tersebut murni dibuat oleh Dinas PU Bina Marga Kabupaten Madiun.*