Hidayatullah.com– Pengakuan dai ini menjadi salah satu potret memprihatinkan pendidikan di Indonesia, tepatnya di daerah Nakmofa, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Berangkat dari rihlah ke Nusa Tenggara Timur (NTT) di Pulau Timor untuk menyampaikan bantuan lampu emergency, awal Maret lalu, salah seorang dai, Sarjono, mengaku menemukan bangunan tua di dekat Masjid Al-Furqon, Nakmofa.
“Bangunan tersebut seperti gubuk beratapkan alang-alang dan berdinding pelepah bebak,” kata Sarjono, dai asal Gunungkidul, DIY, kepada hidayatullah.com, Ahad (04/06/2017) dalam penuturannya melalui pesan elektronik.
Betapa kagetnya Sarjono ketika mengetahui bahwa bangunan tersebut adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Falah.
Bangunan MTs Al-Falah, kisahnya, membuat Sarjono terenyuh dan tersayat hatinya.
“(Bentuk bangunan) berupa tiang-tiang penyangga yang masih berupa kayu utuh, berdinding pelepah bebak, rangka atap juga berupa cabang-cabang kayu, beratapkan daun alang-alang serta berlantaikan tanah,” kisahnya.
Yang lebih menyayat hati lagi, sambungnya, kegiatan belajar mengajar MTs Al-Falah harus terhenti begitu saja.
“Setelah sekitar setengah tahun berjalan, MTs ini terpaksa berhenti karena para orangtua/wali dari 16 siswa tersebut tidak yakin dengan masa depan MTs tersebut, melihat keadaan bangunan dan fasilitas belajar yang jauh dari kata layak,” lanjutnya.
Baca: ‘Mengintip’ Sarjono dan Meja Reyot di Pulau Longos
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Oleh sebab itu, Sarjono tergerak untuk membangun MTs ini agar bisa digunakan untuk sekolah kembali.
“Mengingat masyarakat khususnya masyarakat Muslim di daerah Kualin sangat membutuhkan sekolah Islam yang layak,” ungkapnya lagi.
Di daerah ini, umat Islam merupakan minoritas dengan keadaan ekonomi masyarakat rata-rata dalam kategori prasejahtera.
Sarjono berharap agar MTs Al-Falah dapat segera terbangun dengan kondisi yang layak. Sehingga, harapnya, generasi Islam di daerah tersebut bisa mendapatkan pendidikan yang layak.* Ali Muhtadin