Hidayatullah.com– Lembaga Adat Melayu Negeri Serumpun Sebalai Bangka Belitung menyayangkan pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri terkait perangai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Pada jumpa pers seusai mengajak sejumlah calon kepala daerah berziarah ke makam Soekarno di Blitar, Senin (10/10/2016), Megawati mempertanyakan, mengapa ucapan calon petahana Gubernur DKI Jakarta Ahok selalu menjadi sentimen negatif.
“Banyak orang memberikan sentimen emosional, untuk mengatakan Pak Ahok itu mulutnya agak kelewatan. Lalu saya bilang, sampai ke level presiden, saya bilang ke Pak Jokowi, ‘kalau Pak Ahok mulutnya tidak begitu, dia bukan orang Bangka’,” ujar Megawati dikutip Antara. [Baca juga: Ahok Dinyatakan Hina Al-Qur’an, #BasukiKeok2017 Jadi Trending Topic]
Mewakili Lembaga Adat Melayu itu, Dr Dato Seri Radindo H Ibnu Hajar Mustafa, menyatakan, lembaganya kecewa atas pernyataan Megawati tersebut.
Menurutnya, pernyataan Megawati itu mengidentikkan perilaku sikap kasar, bahasa jorok, dan tindakan bengis Ahok sebagai identik dengan kebiasaan orang Bangka Belitung.
“Anak kalimat Ibu Megawati, ‘kalau nggak begitu (mulut kotor, kasar, dan bengis), namanya Ahok bukan orang Bangka’, sungguh sebuah pernyataan yang menggeneralisasikan orang Bangka berperangai buruk seperti yang dipertontonkan Saudara Ahok: tidak beradat!” ungkap Ibnu Hajar dalam keterangan resminya dikutip media setempat bangkanews.com, Rabu (12/10/2016).
Ia mengatakan, pernyataan Megawati itu sangat melukai hati seluruh masyarakat Bangka Belitung, yang mayoritas pribumi Melayu serta berpegang teguh pada adat bersendikan syara.
“Syara bersendikan Kitabullah -dengan jati diri Melayu yang bijaksana, ramah tamah, bertutur kata tak terkira, menyanggah dengan senyum, marahnya dengan diam, kurang ajar pun tetap santun, menikam lawan dengan pantun,” paparnya.
“Saudara Ahok benar kelahiran Belitung. Tapi jauh dari adab, adat, dan nilai-nilai kesantunan Melayu Babel. Janganlah: ‘karena nila setitik, rusak susu sebelanga’,” lanjutnya. [Baca juga: Politisi PDIP Sebut Logika Anak Muda Pendukung Ahok Ngawur]
Megawati Didoakan Insaf
Atas nama Lembaga Adat Melayu itu, Ibnu Hajar mendoakan, semoga Megawati menginsafi bahwa ucapan dan tindakannya berkenaan dengan Ahok itu mengandung kekeliruan yang fatal.
“Kami berharap Ibu Megawati (putri kandung dari Allahyarham Haji Soekarno yang menyatu dengan ruh Menumbing paku aras Pulau Bangka) berani jujur meralat ucapannya. Demi kehormatan rakyat Bangka Belitung serta bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Amin,” pungkasnya.
Dalam keterangannya itu, Ibnu Hajar mengawalinya dengan sebuah pantun terkait pernyataan Megawati tersebut:
“Apalah tanda batang idat
Batang idat merah pucuknya
Apalah tanda orang beradat
Orang beradat tinggi marwahnya”
Kemudian diakhiri pantun:
“Buah duku bukanlah langsat
Mangga asam berserakan di jalan
Sebelum jauh langkah… tersesat
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pulanglah Ibu Mega ke awal jalan.”
Ciri Khas Tiap Daerah
Di Blitar, Megawati mengatakan, setiap suku memiliki ciri khas masing-masing. Misalnya orang dari suku Jawa yang terkenal dengan tutur perilaku halus.
“Kalau Jawa memang halus, tapi orang sebelah sana (Bangka Belitung) biasanya ya begitu, kan. Kalau saudara-saudara ada yang dari Batak, kalau nyanyi juga, kan, kayak teriak-teriak. Jadi kenapa dimasukkan ke sentimen negatif,” ujar Megawati.
Megawati mengaku telah meminta Ahok berhenti melayani permintaan wawancara doorstop dari awak media, lantaran, menurutnya, kerap dijadikan sentimen negatif.
“Saya bilang ke Pak Ahok, kalau ada doorstop tidak usah ngomong, karena itu titipan dari wartawan-wartawan yang ada, yang dimasukkannya negatif terus,” ujar Megawati.* [Baca juga: Ketua DPP Golkar Mundur, Tak Setuju Partainya Dukung Ahok-Djarot]