Hidayatullah.com – Bupati Batang, Jawa Tengah, Yoyok Riyo Sudibyo bercerita, dirinya pernah berniat untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, hal itu urung dilakukan setelah dinasehati sang ibu.
Waktu itu, terang Yoyok, ibunya mengatakan kalau jabatan (lambang di pundak) itu ringan, yang berat adalah karena ia telah bersumpah atas amanah tersebut.
“Itu makjleb,” ujarnya saat acara Seri Diskusi Kepemimpinan Daerah di Sofyan Hotel Betawi, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia mengaku, tidak mudah mengemban amanah sebagai Bupati Batang. Namun, Yoyok bersyukur dianegerahi akal dan hati yang menurutnya, merupakan modal dasar dari Allah untuk menjalankan tugas tersebut.
“Walau awalnya banyak tidak mengerti, saya belajar, ke bu Risma dan yang lain,” ungkapnya.
Karenanya, saat ditanya terkait dirinya yang digadang maju dalam Pilkada DKI Jakarta, Yoyok mengaku tidak berfokus kesana.
“Konsentrasi saya sekarang adalah full menyelesaikan sumpah saya di Batang yang tinggal 6 bulan,” tukasnya.
Menurut lulusan Akademi Militer tahun 1994 ini, menjadi pemimpin di ibu kota adalah suatu hal yang berat.
“Makanya harusnya orang paling senang kalau dilepas jabatan, urusan amanahnya selesai, bukan justru takut kehilangan jabatan,” papar Yoyok.
Namun, sambungnya, jika memang ditakdirkan kembali berkiprah menjadi pemimpin, ia akan melaksanakan itu dengan sebaik-baiknya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Siap tidak siap ya harus siap. Tapi kan beda antara siap sama orang kepingin atau bernafsu,” tandasnya.
Terkait kepemimpinan, bagi Yoyok, di era demokrasi sekarang ini yang terpenting adalah menjadikan rakyat sebagai ujung tombak pembangunan.
“Tidak justru menjadikan pemimpin sebagai hero,” pungkasnya.*