Hidayatullah.com – Ketua Tim Dokter Forensik, dr Gatot Suharto, yang diminta oleh Muhammadiyah untuk melakukan autopsi terhadap jenazah terduga teroris Siyono mengatakan, terjadi penyimpangan pembusukan yang disebut sebagai saponifikasi.
“Ada penyimpangan dalam bentuk saponifikasi, sehingga jenazah tidak rusak,” kata dr. Gatot kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (11/04/2016) kemarin.
Kondisi tersebut, terang dr. Gatot, diakui cukup menolong pihak dokter untuk melakukan uji forensik terhadap jasad yang sudah dikuburkan sekitar 20 hari itu.
Inilah Hasil Autopsi Penyebab Utama Kematian Siyono
Hasil Autopsi Siyono Menunjukkan Perbedaan dengan Keterangan Kepolisian
Soal penyebabnya, kata Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia cabang Jawa Tengah ini, dikarenakan faktor lingkungan sekitar kuburan yang dingin, dan kondisi tanah yang cukup air.
“Bahkan pada saat digali air keluar sendiri, tidak sampai dua meter air sudah mengalir terus. Inilah yang mendukung proses pembusukan tidak terjadi secara cepat,” jelasnya.
Namun, dr. Gatot menekankan, memang kondisi tersebut jarang sekali terjadi. Walaupun, sambungnya, diperkirakan hal serupa juga terjadi pada jenazah yang berada di komplek pemakaman tersebut.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Sama (terhadap jasad makam di sekitarnya), asal tidak dipeti,” tukasnya.
Sebelumnya, beredar kabar yang simpang siur mengenai penyebab jasad Siyono yang tidak mengalami pembusukan. Namun tim dokter mengklarifikasi bahwa hal itu terjadi karena adanya penyimpangan pembusukan yang disebut sebagai saponifikasi.*