Hidayatullah.com- Akhirnya proses autopsi terhadap jenazah Siyono yang dilakukan oleh 9 dokter forensik PP Muhammadiyah, pada Ahad (04/04/2016) kemarin, berjalan lancar sebagaimana harapan Suratmi berserta keluarganya.
Sementara itu, untuk hasil autopsi, PP Muhammadiyah dalam hal ini dokter forensik yang bertugas, menyatakan telah menemukan beberapa indikasi, di antaranya 2 temuan awal yang disampaikan kepada Suratmi beserta keluarga maupun awak media.
Baca: Autopsi Jenazah Siyono Berjalan Lancar, Muhammadiyah Beberkan 2 Temuan Awal
“Harus dipahami, kami Muhammadiyah pada posisi diminta oleh Komnas HAM dan Bu Suratmi untuk mendampingi proses mencari keadilan terkait dengan kematian Siyono,” kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak ketika diihubungi hidayatullah.com, pada Ahad (03/04/2016) malam.
Karena itu, kata Dahnil, yang punya wewenang untuk menentukan langkah berikutnya usai proses autopsi adalah Komnas HAM. Menurutnya, Komnas HAM menganggap PP Muhammadiyah mampu melakukan advokasi maupun autopsi, karena melihat sumber daya manusia (dokter) yang dimiliki Muhammadiyah cukup banyak, kemudian juga infrastrukturnya yang lengkap.
“Hasil autopsi ini akan kami serahkan kepada Komnas HAM untuk dilakukan proses berikutnya. Dan apabila kemudian nanti Komnas HAM meminta bantuan lagi, jika kami sanggup maka kami siap membantu,” ujarnya.
Ia menambahkan, selama proses autopsi berlangsung member pengamanan dilakukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Alhamdulillah, kawan-kawan KOKAM telah bekerja maksimal di lapangan. Terkait masalah penolakan autopsi juga dikomunikasi secara baik dengan warga setempat,” ujar Dahnil bersyukur.
Dahnil menambahkan, bahkan Suratmi datang sendiri menyampaikan langsung perihal permohonan advokasi (pendampingan) untuk dirinya kepada pihak PP Muhammadiyah di Yogyakarta.
“Tentu, siapapun yang datang, selama kami sanggup pasti kami bantu. Dalam kasus ini salah satunya Muhammadiyah membantu untuk menemukan fakta,” tutup Dahnil.*