Hidayatullah.com—Ada kejadian menarik sebelum proses autopsi yang dilakukan rombongan Komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) yang diwakili oleh Siane Indriani dan Manager Nasution serta ditemani Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, Sabtu (02/04/2016) malam berkunjung ke rumah (alm) Siyono.
Kunjungan guna meminta persetujuan pihak keluarga agar proses autopsi bisa dilakukan besok pagi.
“Saya sudah shalat istikharah dan mantap memutuskan suami saya untuk diautopsi,” kata Suratmi, istri Siyono.
Dalam kesempatan itu, Siane juga menegaskan, orang yang melarang proses autopsi sama saja dengan melanggar hak asasi manusia. Selain itu, dia meminta kepada elemen umat Islam Klaten dan sekitarnya untuk menjaga proses autopsi yang diprediksi dapat memakan waktu sekitar 6-7 jam.
Baca: Muhammadiyah Siapkan 9 Dokter, 1200 Anggota KOKAM Kawal Autopsi Jenazah Siyono
Setelah selesai memberitahu rencana autopsi, rombongan Komnas HAM dan Muhammadiyah beranjak ke rumah Kepala Desa Pogung, Djoko Widoyo.
Diikuti puluhan anggota KOKAM, rombongan tiba di rumah lurah yang berjarak 500 meter dari rumah Almarhum Siyono. Sesampainya di depan rumah yang didominasi warna hijau itu, rombongan dikejutkan dengan lampu ruang tamu yang tiba-tiba padam.
“Tadi pas saya sampe duluan, langsung ada yang matiin lampu ruang tamu,” tutur salah satu anggota KOKAM kepada wartawan yang turut mengiringi rombongan.
Baca: Muhammadiyah: Ternyata, Warga Tidak Pernah Menolak Autopsi Jenazah Siyono
Rombonganpun memutuskan untuk menunggu di luar pagar, mereka berharap Kepala Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Joko Wijoyo atau keluarganya keluar menemui mereka.
Sejatinya, tujuan kedatangan Komisioner Komnas HAM ke rumah Kepala Desa Pogung adalah untuk memberikan surat berisi pemberitahuan akan ada autopsi besok pagi pada jenazah Siyono.
Setelah 10 menit menunggu, akhirnya lampu dari dalam rumah pun dinyalakan. Pintu rumah dari kayu jati Kepala Desa (Lurah) pun terbuka. Sesosok wanita dan seorang priapun menghampiri rombongan komisioner di luar pagar dan mempersilahkan masuk.
“Aduh maaf bapak dan ibu, Pak Lurahnya tidak ada,” kata wanita yang mengaku sebagai istri Djoko Widoyo. “Perkenalkan ini kakaknya Pak Lurah,” lanjutnya sambil menunjuk lelaki berbadan tambun di sebelahnya. Pria itu pun mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Tanpa basa-basi, Siane pun memberikan amplop cokelat berukuran A4 kepada istri kepala desa tersebut.
“Ini Bu, saya dari Komnas HAM menitipkan surat berisi pemberitahuan akan ada autopsi besok pagi terhadap jenazah Siyono.”
Setelah memberikan surat, Siane langsung pamit kepada istri dan kakak dari Djoko Widoyo.
“Mari bu, saya dan teman-teman pamit pulang,” tutup Siane.
Sebelumnya, Kepala Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah, Joko Wijoyo termasuk orang yang keberatan dengan rencana autopsi terhadap jenazah terduga Siyono bahkan mengancam mengusir istri almarhum.*/TM Abdullah