Hidayatullah.com–Kepala Polda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian, diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menggantikan Komisaris Jenderal Polisi Saud Usman.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Mohammad Iqbal, saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin, menyebutkan pergantian perwira tinggi Kepolisian Indonesia itu berdasarkan Surat Telegram Nomor: ST/604/III/2016 tertanggal 14 Maret 2016.
Mutasi dan promosi pimpinan di lingkungan Kepolisian Indonesia itu juga terjadi pada beberapa perwira tinggi dan perwira menengah. Demikian dikutup Antara, Senin, (14/03/2016).
Wacana yang paling menyita perhatian publik yang ditangani Karnavian adalah isu sabotase gorong-gorong air buangan di lingkar Silang Monas, Jakarta Pusat.
Dia bisa membongkar jaringan maling kabel yang membuang kulitnya sehingga memblok arus air buangan, yang sebelumnya sempat dikatakan Gubernur DKI Jaya, Basuki Purnama, sebagai upaya sabotase dari pihak tertentu.
Nasution kemudian dimutasi menjadi perwira tinggi Kepolisian Indonesia dalam rangka pensiun.
Selain Karnavian yang sebelumnya adalah kepala Polda Papua, rekannya, Kepala Polda Jawa Barat, Inspektur Jenderal Polisi Moechgiyarto, bergeser memimpin Polda Metro Jaya.
Penggantinya di Polda Jawa Barat adalah Widyaiswara Utama Sespim Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Jodie Rooseto.
Rooseto digantikan Kepala Polda Riau, Brigadir Jenderal Polisi Dolly Bambang Hermawan.
Tito Karnavian adalah salah satu perwira polisi yang dikenal dalam penanganan terorisme. Bersama Gories Mere ia membongkar jaringan Noordin Moh Top.
Karier Tito Karnavian melesat ketika naik pangkat menjadi brigjen dan menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Tito Karnavian menggantikan Brigjen Saud Usman Nasution, yang menjabat Direktur I Keamanan dan Transnasional Bareskrim Mabes Polri.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Lulusan Akpol tahun 1987 yang juga menyelesaikan pendidikan di University of Exeter di Inggris tahun 1993 dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta tahun 1996.
Tito pernah memimpin Tim Kobra dan berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra (mantan) Presiden Soeharto tahun 2001.
Bersama timnya, ia dianggap berprestasi dalam mengungkap persembunyian Dr Azhari, di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.*