Hidayatullah.com—Meski sempat terjadi protes dari kalangan gereja, akhirnya renovasi Masjid Baitulrahman di Wamena tetap akan dilaksanakan. Keputusan ini diambil usai sejumlah petinggi tokoh nasrani dan muslim melakukan pertemuan tertutup dengan Bupati Jayawijaya, Wempi Wetipo yang dilaksanakan di Kantor Bupati Jayawijaya.
Pertemuan hampir tiga jam itu menghasilkan sejumlah poin kesepakatan yakni pembangunan menara masjid yang sebelumnya setinggi 20 meter, akan diturunkan menjadi 15 meter.
Pertemuan juga menghasilnya perubahan bangunan masjid yang tadinya akan dibangun dua lantai, disepakati dibangun menjadi satu lantai. Luas bangunan yang tadinya akan dibangun 40 meter, maka akan dikurangi hingga menjadi 25 meter persegi. Namun luas itu tidak termasuk dengan sayap kiri dan kanan yang lebarnya masing-masing 6 meter.
“Kami telah bersepakat untuk merevisi gambar bangunan masjid dan kemudian akan diterbitkan ijin mendirikan bangunan (IMB) yang baru, sesuai dengan kesepakatan hari ini ,” ucap Wempi, dikutip laman Kabarpapua.co, Kamis (03/03/2017).
Sementara itu, menyangkut Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang sudah dikeluarkan akan dirubah. Sedang tuntutan Persekutuan Gereja-gereja Jayawijaya (PGJJ) lainnya menyangkut jilbab, toa, Musolla tanpa izin, dan lain-lain tidak dibahas Bupati karena poin-poin tersebut sudah dicabut oleh PGJJ di hadapan Kapolda di Jayapura.
Keputusan ini disepakati setelah adanya pertemuan yang dihadiri oleh Kapolda Papua Paulus Waterpauw, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Hinsa Siburian, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua Uskup Leo Laba Ladjar, Bupati Jayawijaya John Wempi Wetipo, Ketua Nahdlatul Ulama Jayapura Kahar Yelipele, Ketua Persekutuan Gereja Gereja Jayawijaya (PGGJ) Abraham Ungirwalu dan pemuka agama Kristen lainnya dan para pemimpin Muslim.
Sedangkan untuk oknum yang sengaja menyebarkan isu pembangunan masjid yang berujung pada penolakan sikap gereja, menurutnya isu tersebut sudah tak berarti lagi, sebab telah diambil keputusan terpenting hari ini.
“Harapan saya masyarakat di Jayawijaya, mengerti akan budaya dan adat setempat. Keputusan yang diambil hari ini akan diterima oleh semua pihak dan ini adalah keputusan yang terbaik,” urainya.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua MUI Papua, H. Solehudin mengapresiasi keputusan yang diambil dalam pertemuan hari ini.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Saya berharap umat muslim di Wamena dan pegunungan tengah Papua pada umumnya, untuk menerima dan mengetahui keputusan ini sebaik-baiknya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PGGJ, Pendeta Abraham Ungirwalu berharap kerukunan umat beragama di Wamena terus ditingkatkan, agar tercipta suasana kondusif dan aman.
Selain dihadiri perwakilan 15 gereja yang tergabung dalam PGGJ ini acara ini juga dihadiri oleh Dirjen Binmas, Kementrian Agama perwakilan Papua, Odita Hutabarat.
Sebagaimana diketahui, pertemuan ini terjadi setelah adanya desakan dari PGGJ yang meminta pemeritah kabupaten untuk, antara lain, menghentikan pembangunan Masjid Agung Baiturrahman, melarang penggunaan pengeras suara di masjid-masjid dan melarang pemakaian kerudung di ruang publik dan penggunaan Toa.*