Hidayatullah.com–Kerajaan Arab Saudi, yang mengambil defisit anggaran signifikan, mengatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi ulang hubungan dengan Libanon atas kebijakan kelompok militan
Arab Saudi mengatakan pada Jumat bahwa mereka menghentikan program suplai militer pada Libanon sebagai bentuk protes atas Hizbullah, kelompok militan yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Kerajaan juga melakukan “evaluasi total tentang hubungan dengan republik Libanon” karena sikap yang telah diambil oleh kelompok Hizbullah, seorang pejabat resmi mengatakan pada Saudi Press Agency, Senin (22/02/2016).
1 milyar sisanya dalam bentuk paket pembiayaan untuk pasukan keamanan Libanon juga ditangguhkan, tetapi dalam keputusan terpisah.
Program senilai 3 miliar dalam membiayai peralatan militer yang disediakan oleh Prancis.
Sebuah sumber militer Libanon mengatakan pada AFP bahwa “pasukan Libanon belum merespon” pembatalan bantuan Saudi.
Libanon menerima tahap pertama dari senjata yang didisain untuk meningkatkan kualitas tentara terhadap ancaman militan, termasuk peluru kendali anti tank, pada April tahun lali, tetapi program tersebut kemudian dilaporkan mengalami hambatan.
Pada Juni, sumber diplomatik Prancis menolak bahwa perjanjian telah dibatalkan, tetapi mengatakan terdapat keterlambatan, sementara Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan bahwa perjanjian masih berjalan normal.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Diduga pemimpin Libanon yang berasal dari Hizbullah sedang mendapat sanksi dari Arab Saudi.
Hizbullah didukung oleh saingan Arab Saudi yaitu Iran, yang hubungan antara Arab Saudi dan Iran telah memburuk tahun ini.
Kerajaan Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran bulan lalu setelah demonstran menyerang kedutaan mereka dan konsulat. Penyebabnya adalah Arab Saudi mengeksekusi seorang ulama Syiah terkemuka dan juga aktivis.*/Nashirul Haq AR