Hidayatullah.com– Lesbian, homoseksual, biseksual, dan transgender (LGBT) sudah menjadi ancaman bagi semua umat beragama termasuk Buddha. Ketua Widya Sabha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), Mpu Suhadi Sendjaja mengakui hal itu.
“Hal seperti (LGBT) ini tidak dibenarkan dalam pandangan agama Buddha, hal ini merupakan penyimpangan serta kelainan,” ujarnya ditemui hidayatullah.com usai pertemuan Majelis-majelis Agama di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jl Proklamasi, Jakarta, Kamis, 9 Jumadil Awwal 1437 (18/02/2016).
Meski demikian, Suhadi mengingatkan masyarakat agar tidak bersikap keras atau diskriminatif terhadap para pelaku LGBT, sebab mereka juga manusia.
“Makanya itu titik terpenting dari (kehadiran) Majelis-majelis Agama, mereka harus diperlakuan secara manusiawi, jangan ada tindakan kekerasan kepada mereka,” imbuhnya.
“Tapi tentu kita tidak membenarkan (LGBT), karena itu sudah merupakan perilaku yang menyimpang,” lanjutnya tegas.
Menghadapi propaganda LGBT yang begitu masif saat ini, menurutnya, perlu perbaikan sosial di berbagai sisi. Misalnya menjaga kerukunan dan keharmonisan keluarga.
“(Termasuk) hubungan sosial dengan masyarakat sendiri, pendidikan di sekolah, itu semua hal-hal yang harus kita perbaiki,” ujarnya.
Suhadi pun mengimbau agar pendidikan di Indonesia dijalankan lebih kompleks khususnya oleh pemerintah. Dari usia dini, TK, menengah, dan seterusnya.
“Harus betul-betul melakukan usaha yang kompleks dan komplit, mereka (pemerintah Red) juga harus memperhatikan pertumbuhan mentalnya (peserta didik),” sarannya. Widya Sabha merupakan lembaga semacam dewan syuro-nya WALUBI.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, Majelis-majelis Agama di Indonesia Sepakat Tolak LGBT. Kesepakatan itu ditandatangani oleh perwakilan WALUBI, MUI, Konferensi Waligereja Indonesia, dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia.* Ali Muhtadin