Hidayatullah.com–Ilmu yang benar adalah ilmu yang menggerakkan kepada kebaikan. Hal itu sudah dicontohkan sejak awal oleh para ulama terdahulu di negeri ini.
Pernyataan itu disampaikan oleh Prof. KH. Didin Hafidhuddin dalam sambutan selaku keynote speaker di acara Seminar Internasional yang bertajuk “Syeikh Muhammad Mahfuzh Tremasi, Peranan Ulama Indonesia di Dunia Pendidikan Internasional” Senin, (28/12/2015) kemarin.
“Gerakan Islam sebelum kemerdekaan dan pasca kemerdekaan rata-rata dipelopori oleh para ulama dan santri-santri pesantren di masa itu,” ucap Kiai Didin menerangkan.
Acara seminar berlangsung di ruang Aula KH. Abdullah Siddiq Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor dengan menghadirkan pemateri, Dr. Abdullah bin Muhammad Jarullah (Pembina Halaqah al-Qur’an di Masjid Nabawi, Madinah) dan KH. Agus Hasan Bashori, Lc.. M.Ag (Pengasuh PP. Al-Umm, Malang).
Menurut Kiai Didin, hal itu bisa terjadi jika penuntut ilmu memahami makna yang benar dari ilmu yang dipelajari tersebut. Bahwa ilmu yang bermanfaat itu hendaknya mempengaruhi jiwa dan karakter manusia
“Ilmu itu bukan sekedar untuk ilmu atau pengetahuan. Ia bahkan harus menggelorakan ruh jihad sebagaimana ulama-ulama zaman dahulu,” terang Dekan Pascasarjana UIKA Bogor tersebut.
Kiai yang juga pembina di Pondok Pesantren Mahasiswa dan Sarjana (PPMS) Ulil Albab Bogor ini lalu menerangkan makna surah at-Taubah [9]: 122 tentang sekelompok manusia yang menyeru kepada kaumnya setelah pulang dari menuntut ilmu.
“Hal ini sejalan dengan makna ayat di atas, bahwa ilmu itu untuk diamalkan dan didakwahkan. Ia sebagai sarana ibadah dan alat perjuangan,” imbuh Kiai Didin kembali.
Di hadapan 450 orang peserta seminar, Kiai Didin juga memberi apresiasi tinggi terhadap Syeikh Tremasi yang disebutnya ulama nusantara tapi berkiprah tingkat dunia.
Menurut Kiai Didin, tak banyak ulama bisa mencapai seperti itu dan pastinya ia diraih dengan usaha sungguh-sungguh dalam belajar.
“Ini salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Syeikh Tremasi akan kesungguhan ia belajar hingga merantau ke luar negeri,” ungkap Kiai yang juga mantan Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ini.
Untuk diketahui, Syeikh Tremasi melahirkan sejumlah karya dalam berbagai displin ilmu yang berbeda. Beberapa karyanya bahkan menjadi rujukan utama para ulama dalam menulis dan objek penelitian ilmiah. Dikatakan, hingga kini tidak kurang dari 20 puluh penelitian disertasi dan tesis dari berbagai negara yang mengkaji pemikiran dan karya Syeikh Tremasi. Salah satu di antaranya adalah pemateri Syeikh Abdullah al-Jarullah yang meneliti karya Syeikh Tremasi yang berjudul “Ghunyah ath-Thalabah”.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Karya fenomenal tersebut terdiri dari lima jilid dan masing-masing jilid berjumlah sekitar 700 halaman. Disertasi itu diselesaikan oleh Syeikh Abdullah selama lima tahun,” ucap Didik Haryanto, dalam pengantarnya selaku moderator seminar.*/Masykur